Jumat 04 Sep 2015 21:14 WIB

Ini Catatan Kemenag di Keberangkatan Rombongan Pertama

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
Haji
Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan ibadah haji dinilai cukup lancar. Namun, ada beberapa kekurangan yang harus dievaluasi. Hal ini diungkap Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil. 

Menurutnya, urusan penyiapan dokumen dan visa merupakan mata rantai yang harus dilakukan antisipasi dan analisis mendalam dengan langkah lebih konkret. Hal itu karena untuk meminimalisir efek negatif yang terjadi seperti saat ini, agar tidak terulang kembali.

"Permasalahan ini diakibatkan karena perubahan prosedur, yang berhubungan dengan pihak di luar negeri yaitu Kementerian Haji (MoHaj) dan Kementerian Luar Negeri (MoFA) Arab Saudi. Lalu untuk mendapatkan approval dari mereka yang dikaitkan dengan paket layanan yang kita ambil.  Ini menuntut kita harus bekerja lebih awal," tuturnya kepada ROL, Jumat (4/9).

Untuk pelayanan di embarkasi, ia menilai sudah bagus dan sesuai dengan standar yang ditargetkan Kementerian Agama RI. Hal itu berdasarkan pada kunjungannya di lima embarkasi yang berbeda, demi melihat langsung pelayanan yang diberikan petugas embarkasi untuk para calpn jamaah haji (calhaj).

Kelima embarkasi yang pernah dia kunjungi adalah embarkasi Padang (ketika melayani calhaj dari Payakumbuh dan Bukittinggi), embarkasi Jambi (embarkasi antara ke Batam), embarkasi Makassar (ketika melayani calhaj kloter 7), embarkasi Balikpapan, embarkasi Palembang (ketika melayani calhaj kloter 7).

Dia telah melihat bagaimana pelayanan petugas embarkasi selama sebelum pemberangkatan, termasuk manasik sekali lagi agar para calhaj benar-benar memahami prosedur ibadah haji di Tanah Suci.

Selain itu, pendaratan para calhaj yang pada tahun ini 50 persennya didaratkan di Madinah merupakan kemajuan yang signifikan. Hal itu karena dapat memudahkan para calhaj. Mereka tidak perlu menempuh delapan jam lagi untuk sampai ke Madinah dari Jeddah seperti pada tahun sebelumnya.

Untukkasus bus yang mogok beberapa waktu lalu, Naqoba telah mengambil inisiasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Naqoba, menurutnya, sudah menyiapkan home base yang dengan radius 50 kilometer. Sehingga ketika terjadi demikian mereka segera mengganti bus dengan bus yang layak pakai.

"Pada saat itu mereka dengan cepat mengganti bus yang mogok tersebut dengan bus yang fasilitasnya lebih bagus daripada bus sebelumnya. Ini menunjukkan respon dan inisiatif yang baik dari mereka," lanjutnya.

Selain itu Kemenag juga sudah menyiapkan Kopasus, TNI dan POLRI untuk mengamankan para jamaah haji di sana agar nyaman dalam melakukan ritual ibadah haji.

Terkait dengan delay-nya pesawat yang digunakan untuk mengangkut calhaj ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) tersebut, dia mengaku akan melakukan peninjauan kembali. Kendati dia juga memaklumkan jika delay tersebut dimaksudkan karena asap yang telab. Karena hal itu berhubungan dengan keamanan penerbangan.

Dia menyampaikan dua kebijakan yang baru dilakukan pada tahun ini yang menurutnya sangat berguna. Dua kebijakan tersebut adalah sistem pelunasan ongkos haji yang hanya dibagi menjadi dua tahapan serta menyiapkan cadangan kuota sebanyak lima persen.

Hal ini adalah upaya untuk mempersingkat proses dan juga untuk mempersiapkan agar ada calhaj yang siap untuk diberangkatkan sewaktu-waktu. Hal itu menurutnya sangat berguna demi kelancaran proses pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement