REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Tradisi tahunan menjahit Kiswah, kain penutup Kabah telah tiba. Dalam sebuah pabrik khusus yang dibangun sesuai perintah dari almarhum Raja Abdul Aziz, 150 karyawan terlatih tengah terlibat dalam proses pengerjaan.
Menurut direktur pabrik Kaaba Kiswa, Muhammad bin Abdullah Bajawda, proses pembuatan Kiswah meliputi pencelupan, tenun listrik, pencetakan, bordir, kemudian merakit bagian-bagian yang berbeda dari Kiswah.
"Kiswah terbuat dari sutra murni berwarna hitam. Dibutuhkan sekitar 700 kg sutra murni untuk menenun Kiswah," jelas dia, dilansir dari Arab News, Ahad (6/9). Kiswah sepanjang 14 meter itu kemudian dibordir dengan 120kg benang emas dan 25kg benang perak. Inskripsi ayat-ayat Alquran ditulis dengan benang emas di atasnya.
Bajawda menambahkan, Abdul Rahman Al Sudais, Kepala Presidensi Dua Masjid Suci, dan wakilnya, Mohammad bin Nasser Al-Khuzaim, telah meresmikan mesin baru berteknologi tinggi yang dibuat khusus untuk mempercepat proses manufaktur. Mesin bordir bernama Tajma-tfmx-602 itu bisa menjahit hingga 1.000 jahitan per menit.
"Mesin memiliki dua kepala yang berisi enam warna sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan logo atau produk lainnya," kata Bajawda. Para pekerja mengerjakan Kiswah dengan hati-hati. Mereka memiliki tim yang bekerja sepanjang waktu untuk menjaga dan mengawasi pembuatan kain penutup Kabah ini.
Proses pembuatan Kiswah selalu menarik perhatian para peziarah. Bajawda mengatakan, pabriknya telah menjadi simbol yang dikenal di dua kota suci. Ribuan peziarah dari seluruh dunia mengunjungi pabrik setiap tahunnya. Mereka menyaksikan berapa banyak usaha dilakukan untuk membuat Kabah terlihat dalam bentuk yang paling luar biasa.
Seperti diketahui, penggantian kain penutup Kabah merupakan prosesi yang diadakan setiap tahun. Proses penggantian Kiswah Kabah akan dilaksanakan saat fajar pada hari kesembilan Dhulhijjah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
