Senin 07 Sep 2015 16:52 WIB

Abdul Khayir, Cabup Bima yang Tinggalkan Kampanye Demi Ibadah Haji

Keberangkatan Khayir diantar ratusan pendukung dan keluarga yang mengantarnya hingga ke Bandara Sultan Salahuddin, Bima, Ahad (6/9).
Keberangkatan Khayir diantar ratusan pendukung dan keluarga yang mengantarnya hingga ke Bandara Sultan Salahuddin, Bima, Ahad (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, "Jika menurut perhitungan manusia, meninggalkan jadwal kampanye mungkin rugi, tapi menurut perhitungan Allah SWT mungkin tidak seperti itu".

Kalimat itu mengalir deras dari mulut seorang calon bupati yang menjadi konstentan pemilihan kepala daerah (pilkada) ketika ditanya wartawan di Bandara Sultan Salahuddin Bima. Abdul Khayir yang  maju menjadi calon bupati Bima yang dari jalur perseorangan ini dengan mantab melangkahkan kakinya untuk memenuhi panggilan Ilahi.

Keberangkatan Khayir diantar ratusan pendukung dan keluarga yang mengantarnya hingga ke Bandara Sultan Salahuddin, Bima, Ahad (7/9). Isak tangis mewarnai kebarangkatan haji calon bupati Bima dari jalur perseorangan yang diusung warga Bima lewat 44.027 dukungan KTP.

 

Meskipun masih dalam masa kampanye, calon bupati Bima Abdul Khayir memilih berangkat ke tanah suci tahun ini sesuai dengan jadwal yang telah diberikan Pemerintah RI. Keberangkatan Khayir ke Tanah Suci juga telah mendapat restu para kiai dan alim ulama setempat. Bahkan sebelum berangkat menuju bandara, tokoh agama dan para orang tua mendoakannya agar kembali ke Tanah Air dengan selamat dan menjadi haji mabrur. "Alhamdulillah saya dipanggil tahun ini ke Tanah Suci, kebetulan bersamaan dengan agenda pilkada," kata Abdul Khayir, kemarin.

Bagi Khayir yang besar dari lingkungan keluarga petani, menunaikan Rukun Islam kelima itu merupakan impian semua masyarakat Bima. Bahkan, sama seperti jemaah haji lainnya, calon bupati nomor urut 1 ini menyisihkan penghasilannya untuk bisa ke Tanah Suci selama puluhan tahun. Rakyat Bima mengenal sosok Abdul Khayir yang berlatarbelakang anak petani.

Khayir semasa kecilnya memang tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang ulet dan religius. Sehari-harinya juga berkecimpung di berbagai organisasi, baik kepemudaan maupun keagamaan. Nama Abdul Khayir kini mulai dikenal dan diperbincangkan oleh banyak kalangan dan masyarakat luas bukan karena pangkat dan jabatanya saat ini melainkan kepiawaiannya merangkul semua golongan terutama masyarakat kelas bawah. Berdasarkan pertimbangan yang matang akhirnya dia memantapkan pilihannya untuk maju menjadi calon bupati, bahkan mempertaruhkan status PNS yang disandangnya demi masyarakat Bima.

“Pengabdian itu tak akan berujung, manakala dibutuhkan oleh masyarakat untuk membawa angin perubahan. Melalui jalur independent merupakan pilihan tepat karena saya akan bertanggungjawab secara langsung kepada rakyat,” ujarnya.

Menjadi calon bupati merupakan kesempatan yang pertama bagi Abdul Khayir, tentunya hal itu tidak akan disia-siakan. Apalagi rakyat yang langsung yang mengusungnya lewat dukungan KTP.

Besarnya dukungan rakyat itu, bagi Khayir tidak akan terjadi tanpa pertolongan Allah SWT. Karena itu, dia mantab memenuhi panggilan Ilahi untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima di saat masa kampanye.

Karena itu, selama di Tanah Suci nantinya, Khayir akan mendoakan masyarakat Bima dan meminta hidayah agar daerah itu bisa lebih maju. Menurutnya, jadwal kampanye selama dirinya di Tanah Suci akan tetap terlaksana dengan baik. Calon wakil bapati Bima Abdul Hamid bersama tim akan tunaikan sosialisasi dan kampanye sesuai jadwal yang ditetapkan KPU Bima. "Insya Allah semua solid," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement