Selasa 08 Sep 2015 22:11 WIB

Enam Identitas yang Wajib Dibawa Jamaah Calon Haji

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
  Pekerja menyelesaikan tahap akhir pembuatan gelang haji di komplek asrama haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (1/10). (Agung Supriyanto/Republika)
Pekerja menyelesaikan tahap akhir pembuatan gelang haji di komplek asrama haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (1/10). (Agung Supriyanto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M melengkapi jamaah dengan enam identitas. Identitas-identitas itu untuk memudahkan petugas atau warga setempat mengetahui lokasi pemondokan dan kondisi kesehatan jamaah yang tersesat.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat mengatakan, enam identitas tersebut, yaitu gelang PPIH, gelang kesehatan, gelang maktab, kartu dokumen identitas perjalanan ibadah haji atau dapih, kartu alamat hotel, dan kartu nomor bus.

"Enam lapis identitas," kata dia, di Kantor Daker Makkah, Syisyah, Selasa (8/9).

Arsyad menjelaskan fungsi identitas-identitas tersebut. Gelang PPIH memuat nomor paspor dan kelompok terbang (kloter) jamaah. Jika jamaah tersesat maka petugas dapat melihat gelang ini untuk mengetahui nomor kloternya. Nomor kloter akan memudahkan mencari pemondokan jamaah haji.

Gelang maktab menunjukan nomor maktab, nama ketua maktab, dan nomor kontak yang dapat dihubungi. Maktab, yaitu pelaksana muasasah di lapangan yang bertanggung jawab terhadap pemondokan di Makkah. Muassasah adalah lembaga swasta yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk berkerjasama dengan negara pengirim jamaah.

Maktab untuk pemondokan jamaah haji Indonesia, yaitu nomor 1-71. Setiap maktab mengelola sekitar 2.800-3.000 jamaah haji. Gelang ini juga berfungsi sama dengan gelang PPIH sebagai petunjuk ketika jamaah haji tersesat. Bedanya, gelang maktab menjadi petunjuk bagi warga lokal di Arab Saudi untuk membantu jamaah yang tersesat.

"Ketika ditemukan oleh orang Arab, dengan mudah dia kontak ke alamat maktab," Arsyad menerangkan.

Identitas ketiga, yaitu gelang kesehatan yang menunjukkan kondisi kesehatan jamaah haji, terutama mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.

"Jadi ada identitas berlapis untuk jamaah. Kalau jamaah bertemu petugas, bisa dilihat gelangnya. Kalau dengan petugas kesehatan, bisa dilihat gelang kesehatan. kalau ketemu orang arab bisa dilihat gelang maktab," kata Arsyad.

Tiga identitas lainnya, yaitu kartu dokumen identitas perjalanan ibadah haji yang memuat nama jamaah, kartu alamat hotel, dan kartu nomor bus. Kartu alamat hotel akan menjadi identitas yang dengan cepat menunjukkan nama dan lokasi hotel yang menjadi pemondokan jamaah haji.

"Dengan mudah, baik kita maupun petugas Arab Saudi, mengantarkan jamaah ke hotelnya kalau tersesat," Arsyad menerangkan.

Kartu nomor bus menunjukkan nomor dan rute yang dilintasi bus sehingga memudahkan petugas mengarahkan jamaah yang tersesat di Masjidil Haram. "Misalnya, kartu bus nomor 10 berarti jelas jamaah itu naik bus Nomor 10 ke arah Jarwal atau Biban," kata Arsyad.

Arsyad pun mengingatkan semua identitas itu harus melekat pada jamaah haji agar mudah mengembalikan mereka ke pemondokannya. "Saya barusan ketemu dari JKG 5, asalnya dari Lampung, dia enggak bawa identitas sama sekali. kalau dia masih pakai gelang maka akan dengan mudah kita identifikasi," kata dia.

Pantauan Republika.co.id, banyak jamaah yang mengalami disorientasi di Makkah diantar ke Kantor Daker Makkah di wilayah Syisyah, sekitar lima kilometer dari Masjidil Haram. Sebagian besar jamaah yang diantar tidak mengenakan satu pun gelang identitas.

Petugas pun membutuhkan waktu hingga dua jam untuk menemukan lokasi pemondokan jamaah. Sebab, banyak juga yang sudah berusia lanjut dan tidak dapat berbahasa Indonesia. Salah satunya, jamaah perempuan berusia 80 tahun yang terlepas dari rombongannya beberapa hari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement