REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Hujan dan angin kencang melanda Kota Makkah, Arab Saudi, Kamis (11/9) mulai pukul 17.10 waktu setempat. Air yang turun tidak hanya dalam bentuk cair, tapi juga padat alias es.
Pantauan Republika.co.id, es yang bercampur dengan air ini seukuran kacang pilus. Angin yang bertiup sangat kencang, hingga menjatuhkan dua tiang bendera Arab Saudi dan Indonesia. Kilatan petir menghiasi langit dan gemuruh terdengar Kota Makkah.
Hujan turun berintensitas sangat tinggi alias deras. Dengan cepat, air menggenangi jalan-jalan di Kota Makkah. Kemacetan di jalan-jalan pun tidak terhindarkan. Suara klakson bercampur dengan hujan, gemuruh, dan kilat.
Air mengalir dengan cepat dari daerah tinggi ke daerah rendah. Air juga turut membawa sampah-sampah ke daerah yang lebih rendah. "Di daerah bawah itu pasti sudah banjir. Ini karena kita di atas saja," ujar Saifullah, mukimin di Makkah sejak 2002.
Angin kencang membuat Kepala Seksi Katering Panitia Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ahmad Abdullah Yunus langsung memerintahkan pintu kaca segera ditutup. "Langsung ditutup nanti kacanya pecah," kata dia.
Angin kencang dapat menyebabkan pintu terdorong dengan kencang. Itu menyebabkan pintu-pintu dari kaca dapat pecah. Kondisi itu yang terjadi di pemondokan nomor 627 di wilayah Syisyah, sekitar 4 kilometer dari Masjidil Haram.
Hujan juga mengguyur Masjidil Haram. Petugas PPIH Cholid mengatakan, jamaah yang sedang menunggu di Terminal Syib Amir langsung dibawa ke dalam kontainer dan bus. "Ada sekitar 15 orang di dalam kontainer, termasuk tiga petugas," kata dia.
Terminal Syib Amir berjarak sekitar 200 meter dari Masjidil Haram. Ini merupakan satu dari tiga terminal di sekitar Masjidil Haram, tempat jamaah Indonesia menunggu bus shalawat kembali ke pemondokan.
Hujan kali ini merupakan hujan ketujuh di Makkah sejak akhir bulan lalu. Mukimin di Arab Saudi sejak 1990, Sarman sarga Yusuf (46 tahun) mengatakan, hujan deras memang kerap terjadi ketika peralihan dari musim panas ke musim dingin. Bedanya, hujan kali ini disertai petir dan gemuruh yang kencang.
"Biasanya petir enggak sebesar ini. Tahun 1997, hujannya seperti ini," ujar pria asal Cirebon ini.
Hingga pukul 18.05, hujan di Kota Makkah mulai reda. Sementara itu, hujan di Makkah tidak mempengaruhi penerbangan di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
"Kloter JKG 31 barusan keluar dari ruang imigrasi," kata Kepala Seksi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Daker Bandara Jeddah-Madinah Yusuf Prasetyo.