Sabtu 12 Sep 2015 07:42 WIB

Kemenag Jelaskan Bagaimana Arab Saudi Tangani Kondisi Darurat

Rep: Ratna Puspita/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana beberapa saat setelah crane jatuh di Masjidi Haram.
Foto: Telegraph.co.uk
Suasana beberapa saat setelah crane jatuh di Masjidi Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Prosesi ibadah haji di Arab Saudi tidak mengalami penundaan karena insiden crane jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Jumat (12/9) sore. Pemerintah Arab Saudi sudah memiliki prosedur dan ketetapan untuk menangani kondisi-kondisi darurat.

Direktur Jenderal Pelayanan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan Pemerintah Arab Saudi akan melakukan langkah-langkah cepat dalam kondisi darurat seperti ini. Arab Saudi juga memiliki banyak pengalaman menangani jutaan jamaah dari berbagai negara.

"Misalnya begitu terjadi insiden itu mereka langsung tutup akses ke Masjidil Haram supaya mereka bisa mudah melakukan evakuasi terhadap korban yang masih ada di sekitar kejadian tersebut," kata Djamil.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M juga sudah melakukan penanganan jamaah yang menjadi korban terjatuhnya crane. Petugas di Sektor Khusus dan Balai Pengobatan Ibadah Haji (BPHI) langsung melakukan koordibasi untuk evakuasi korban dan melakukan penyisiran.

Prosesi ibadah di Masjidil Haram tetap berjalan pascajatuhnya crane. Ribuan jamaah melakukan shalat maghrib berjamaah dilanjutkan shalat Isya. Lokasi terjatuhnya crane dipasangi batas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement