REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebanyakk 68 jamaah haji asal Indonesia meninggal di Tanah Suci, baik di Madinah maupun Makkah, sejak hari kedatangan gelombang pertama hingga Sabtu (12/9) pukul 20.00 waktu Arab Saudi. Jumlah itu belum termasuk enam orang yang meninggal karena mobile crane yang terjungkal di Masjidil Haram.
Penghubung Kesehatan dr Ramon Andrias mengatakan sistem baru mencatat satu korban crane di Masjidil Haram atas nama Masnaui binti Sijuadil Hasibuan karena hanya jamaah asal Kloter Medan (MES) 09 itu yang sudah keluar sertifikat kematian (COD). Enam jamaah lainnya masih menunggu penerbitan sertifikat kematian. "Kami memastikan mereka meninggal dengan pemeriksaan fisik langsung," kata dia, Ahad (13/9).
Ramon mengatakan, sebagian besar jamaah haji asal Indonesia meninggal karena masalah jantung dan pernapasan. Ada juga yang mengalami masalah sirkulasi. "Seperti diabetes dan pendarahan, berbagai masalah yang mengganggu sirkulasi tubuh," kata dia.
Berdasarkan data Daker Makkah, jumlah jamaah yang meninggal di Makkah sebanyak 32 orang dan di Madinah mencapai 29 orang. Sebanyak 24 jamaah meninggal di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit Arab Saudi (RSAS) dan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
Kematian terbanyak terjadi di luar sarana kesehatan, yaitu 38 orang. Luar sarana kesehatan ini seperti pemondokan dan masjid. "Ada banyak faktor yang dapat menimbulkan kematian," ujar Ramon.