Ahad 13 Sep 2015 19:21 WIB

Masjidil Haram dengan Jalan 'Sesat'

Masjidil Haram.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markaban amat prihatin dan sedih begitu mendengar kabar dari Arab Saudi bahwa banyak jamaah haji Indonesia yang tersesat. ''Astaghfirullah, menunaikan haji kok ya masih tersesat. Mestinya, di Tanah Suci lebih meningkatkan ibadahnya. Eh.., ini malah banyak yang sesat. Dasar haji Indonesia,'' gumam Markaban.

Lalu, ia pun cepat mengambil HP-nya untuk kirim SMS kepada Markesot, temannya yang tengah berada di Tanah Suci. Kata-kata Markaban yang disampaikan kepada Markseot lewat SMS: ''Ane di Tanah Air selalu mendoakan kepada ente sehat-sehat selalu dan menjadi haji yang mabrur. Untuk itu, ane berharap kepada ente jangan ikut-ikutan tersesat seperti kebanyakan haji Indonesia. Tolong perbanyaklah beribadah saat di Tanah Suci. Tolong sekali lagi, jangan sampai sesat.''

Tidak begitu lama kiriman SMS Markesot dari Tanah Air diterima oleh Markesot di Tanah Suci. HP milik Markesot langsung bunyi sesuai nada panggilnya kruik.., kruik.., kruik.., kruik. Markesot segera membuka isi pesan SMS yang dikirimkan Markaban dari Tanah Air. Membaca seluruh isi pesan Markaban dari Tanah Air itu Markesot senyum-senyum sendiri.

Lalu, Markesot mengirim jawaban SMS kepada Markaban di Tanah Air. Bunyi pesannya kurang lebih bahwa dirinya sehat-sehat dan menjalankan ibadah haji sesuai dengan rukunnya. Selain itu, ia menjelaskan jamaah haji yang dikabarkan sesat itu bukan ibadahnya melainkan sesat jalannya saat hendak pergi ke Masjidil Haram. Dan hal itu biasa dialami oleh jamaah haji yang belum pernah datang ke Makkah.

Meski sudah dijelaskan begitu, namun Markaban tetap saja tidak mengerti yang dimaksud Markesot. Lalu ia kembali kirim SMS: ''Masya Allah, apalagi itu akan menuju Masjidil Haram sampai sesat jalannya. Itu dosa besar. Bukankah kita selalu disuruh dalam jalan yang benar. Itu semoga tidak terjadi pada ente.'' Karena jengkel, Markesot tidak lagi membalas SMS dari Markaban.

Sumber: Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement