Ahad 13 Sep 2015 20:19 WIB

Makkah Kian Padat, Ini Saran untuk Jamaah

 Suasana di Masjidil Haram kembali normal, sejumlah jamaah memadati pelataran masjid untuk melaksanakan ibadah tawaf, Sabtu (12/9).  (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Suasana di Masjidil Haram kembali normal, sejumlah jamaah memadati pelataran masjid untuk melaksanakan ibadah tawaf, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

MAKKAH –- Jumlah jamaah regular asal Indonesia yang berada di Makkah mencapai 119,155 orang hingga Sabtu (12/9) pukul 17.00 waktu Arab Saudi. Jumlah itu mencapai 76 persen dari seluruh jamaah haji reguler yang mencapai 155.600.

Kepala Seksi Siskohat Reza Muhammad Marzal mengatakan, sebanyak 72.444 jamaah berasal dari 176 kelompok terbang (kloter) yang berangkat dari Madinah. Sedangkan 46.711 jamaah tergabung dalam 114 kloter yang berangkat dari Jeddah. “Data juga sudah dikurangi jamaah yang wafat di Makkah,” kata dia.

Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Moehammad Noer Alya Fitri mengatakan, jamaah harus mewaspadai peningkatan kepadatan di Masjidil Haram. “Semakin banyak jamaah yang masuk ke Makkah. Bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh dunia,” kata dia.

 

Pria yang disapa Nafit itu mengatakan jamaah harus mewaspadai perubahan cuaca di Makkah. Tidak hanya itu, jamaah juga harus berhati-hati dengan situasi lalu lintas di Kota Kelahiran Nabi. “Banyak Jamaah kita yang lanjut usia dan risiko tinggi sehingga ketika menyeberang jalan harus berhati-hati.” 

Kondisi Masjidil Haram yang semakin padat juga perlu diwaspadai jamaah. Nafit menerangkan, ada banyak pihak yang memanfaatkan hiruk-pikuk di Masjidil Haram.

Berdasarkan kondisi pada penyelenggaraan tahun lalu ketika kepadatan meningkat, selalu ada jamaah yang mengalami penipuan. “Jamaah kecopetan, kehilangan barang, selalu ada seperti itu. Itu perlu diwaspadai,” kata dia.

Nafit kembali mengingatkan jamaah untuk menjaga kesehatan menjelang prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armina). Sebab, puncak ibadah haji di Arafah hanya menghitung hari. “Hanya sekitar sembilan hari lagi jadi jamaah sebaiknya menjaga kesehatan,” ujar dia.

Menurut Nafit, jamaah sebaiknya tidak perlu keluar dari pemondokan kalau tidak ada kebutuhan mendesak. Apalagi, keluar dari Makkah. Lebih baik, jamaah mempersiapkan kondisi fisik untuk prosesi wukuf di Padang Arafah. “Jangan sampai jamaah sakit ketika wukuf,” kata dia.

Jamaah dari Yogyakarta, Purwaningsih Iriana, mengatakan dia sudah mulai menghemat energi untuk persiapan wukuf di Padang Arafah. Dia lebih banyak beribadah di pemondokan atau masjid di sekitar pemondokan.

“Dari KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yang saya ikuti juga menyarankan agar istirahat dan persiapan wukuf,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement