Senin 14 Sep 2015 22:53 WIB

Arab Saudi Hati-hati Identifikasi Korban Crane

 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

MAKKAH -- Sejak terjadinya musibah jatuhnya mobile crane di Masjidil Haram, Jumat (11/9), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta perangkat kloter untuk memeriksa anggota jamaahnya.

Jamaah yang kembali ke pemondokan harus sesuai dengan jumlah jamaah sebelum kejadian mobile crane.

Data itu yang menjadi dasar pencarian jamaah di rumah sakit dan pemulasaran jenazah di Al Muaisim.

Kendati demikian, ternyata tidak semua jenazah dilengkapi dengan identitas yang jelas. "Misalnya, tanpa gelang itu sangat sulit," kata dr Fidiansjah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan. 

Dia mencontohkan ada jamaah yang sangat sulit identifikasi Ahad (13/9) malam. Namun, suami dari korban sangat yakin jenazah tersebut adalah istrinya melalui tanda-tanda di tubuhnya. "Kita identifiaksi lewat keyakinan suaminya," kata dia.

Menurut Fidiansjah, Arab Saudi sangat berhati-hati dalam proses verifikasi dan identifikasi jenazah. Pemerintah Arab Saudi tidak mau melakukan kesalahan dalam proses identifikasi.

Karena itu, identifikasi harus berdasarkan identitas yang sahih. Jika jenazah itu tidak dilengkapi identitas yang jelas maka Arab Saudi meminta adanya sampel Deoxyribonucleic acid atau DNA. "Itu data identifikasi paling mudah," kata Fidiansjah.

Saat ini, menurut Fidiansjah, BPHI Makkah masih berkoordinasi dengan pakar-pakar forensik di Indonesia untuk memudahkan proses identifikasi di Arab Saudi. Sebab, Indonesia tidak memiliki sistem yang merekam data DNA setiap orang. "Minimal nanti keluarganya," ujar dia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan permintaan DNA dari Arab Saudi akan dikoordinasikan antara tim medis di BPHI Makkah dengan otoritas Arab Saudi. "Detailnya seperti apa yang akan dibicarakan lebih lanjut," kata dia.

Angin kencang menjungkalkan mobile crane berukuran besar yang berada di halaman bagian timur Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (11/9). Sebanyak 107 orang meninggal dunia, termasuk 10 jamaah asal Indonesia.

Sebanyak 42 jamaah asal Indonesia juga mengalami luka sehingga perlu mendapatkan perawatan, baik di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi atau Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Sebanyak 18 jamaah yang mengalami luka sudah pulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement