Kamis 17 Sep 2015 19:13 WIB

Jamaah Calon Haji Disarankan Bawa Bekal Makanan Saat Wukuf

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Jamaah calon haji Indonesia disarankan membawa perbekalan makanan dan minuman saat bergerak ke Padang Arafah untuk mengikuti wukuf.

Bekal makanan dan minuman harus dibawa terutama bagi jamaah yang mendapat jatah pindah dari pemondokan di Makkah menuju Arafah pada 8 Dzulhijjah pagi dan siang hari.

Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi yang menjadi penanggung jawab satuan tugas Arafah Nurul Badruttamam mengatakan, berdasarkan jadwal, jamaah calon haji Indonesia akan mulai bergerak ke Arafah pada Selasa (22/9) pukul 08.00 waktu Arab Saudi.

Pemberangkatan selanjutnya akan dilakukan pada pukul 12.00 WAS dan 16.00 WAS. Waktu tempuh dari pemondokan ke Padang Arafah dengan menggunakan bus yang sudah disiapkan Maktab diperkirakan mencapai satu jam.

Nah, jatah makan di Arafah baru diberikan pada malam hari, karena itu jamaah harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri,” ujar Nurul di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (16/9).

Jika tidak membawa bekal makan dan minum yang mencukupi, kata Nurul, jamaah dikhawatirkan bakal kesulitan mencari makan dan minum. Apalagi, kebanyakan jamaah haji Tanah Air adalah jamaah berusia uzur yang tidak terlalu leluasa melakukan pergerakan mencari makanan dan minuman yang tersedia di Arafah.

Nurul menyarankan, jamaah calon  haji Indonesia yang berjumlah 155.200 orang mulai mencicil belanja aneka kebutuhan untuk bekal ke Arafah mulai saat ini. Selain makanan, jamaah juga perlu membeli voucher pulsa untuk komunikasi dan buah-buahan.

“Belanja kebutuhan ini jangan mepet saat mau berangkat. Khawatirnya kehabisan karena yang persiapan itu semua jamaah haji dari berbagai negara,” kata Nurul.

Guna mengantisipasi jamaah sakit, PPIH Arab Saudi sudah menyiapkan klinik kesehatan di bagian pojok tenda Misi Haji. Jamaah yang kelelahan akan langsung ditangani oleh dokter dan paramedis yang sudah disiagakan.

“Memang ada usulan kliniknya ada di setiap maktab, tapi tahun ini belum terlaksana. Ini akan menjadi rekomendasi kita untuk musim haji tahun depan,” kata Nurul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement