REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci
MAKKAH -- Koper-koper tersusun berjajar di lobi Pemondokan 302, Sektor 3, Mahbas Jin, Makkah, Arab Saudi, Jumat (18/9). Dua buah timbangan besar diletakkan tidak jauh dari koper-koper hijau. Namun, hanya satu yang digunakan untuk mengukur bobot koper yang akan masuk ke dalam bagasi pesawat.
"Tiga puluh lima kilo. Kelebihan tiga kilo. Bongkar!" Teriak seorang pria berpakaian koko putih dan berpeci putih di lobi Pemondokan 302, Sektor 3, Mahbas Jin, Makkah, Arab Saudi Jumat (18/9). Suasana di lobi itu dipenuhi satu rombongan dari Kloter UPG 02 Embarkasi Makassar.
Jamaah dari Kloter UPG 02 Embarkasi Makassar harus melakukan penimbangan sebelum prosesi wukuf karena mereka kembali ke Tanah Air 29 September 2015. Waktu kepulangan terlalu dekat dengan masa berakhirnya rangkaian ibadah haji pada 27 September 2015.
Koper berwarna hijau dengan lambang maskapai penerbangan Tanah Air itu langsung diangkat dari timbangan dan dikembalikan ke si pemilik koper.
Si empunya koper, Juheria binti Lamenca, seorang perempuan berusia sekitar 65 tahun, langsung memegang koper besarnya. "Tolong lah, pak," ujar dia. Juheria menatap lekat-lekat si petugas. Wajahnya memelas, berharap ada sedikit bantuan untuknya.
Seorang petugas menjelaskan itu merupakan aturan dari maskapai penerbangan yang menetapkan bagasi jamaah maksimal 32 kilogram. Juheria meraba ikatan tambang yang melilit kopernya.
Di dalam koper itu, ada dua kilogram kurma, 10 lusin sendok berwarna emas, bed cover, pakaian, dan berbagai oleh-oleh untuk keluarga, kerabat, dan sahabat.
Setelah menimbang, Juheria membuka satu per satu ikatan yang melilit kopernya di bagian atas. Sekiranya sudah dapat membuka risleting dan merogoh ke dalam koper, Juheria berhenti membuka lilitan tambang berwarna merah putih.
Tangannya merogoh ke dalam koper, lalu dia mengeluarkan sendok-sendok yang terbungkus kaos kaki. Dia juga mengeluarkan gamis berwarna hitam, dan beberapa jilbab berwarna putih.
Lalu, dia juga menarik sebuah daster berwarna oranye tua. "Langsung timbang saja kopernya. Mungkin sudah 32 kilogram," sahut sebuah suara.
Seorang petugas langsung mengangkat koper itu ke atas timbangan. ''Pas!" serunya. Juheria langsung berucap, "Alhamdulillah."
Juheria pun menceritakan dia membawa banyak oleh-oleh karena banyak keluarga yang akan berkunjung ke rumah setelah dia pulang. Wajahnya tampak puas karena pesanan oleh-oleh bakal aman sampai rumah.
Tidak hanya Juheria yang harus mengeluarkan barang-barang dalam kopernya karena kelebihan bobot. Maggu bin Masse juga harus berkutat membuka tambang yang melilit kopernya. “Kelebihan satu kilogram saja,” ujar dia.
Beberapa jamaah lain yang juga kelebihan bawaan berusaha membuka koper yang sudah dikemas dengan rapi. Mereka mengeluarkan barang-barang yang nantinya dapat dimasukan ke dalam tas tangan berukuran tujuh kilogram