Ahad 20 Sep 2015 10:23 WIB

Musibah Crane, PPIH Antisipasi Jumlah Badal Haji Lebih Banyak

 Tim Search and Rescue (SAR) Arab Saudi melakukan evakuasi di lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Stringer)
Tim Search and Rescue (SAR) Arab Saudi melakukan evakuasi di lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Stringer)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

MAKKAH -- Pemerintah bertanggung jawab membadalhajikan jamaah yang meninggal, sakit parah dan kehilangan kesadaran.

Musibah mobile crane terjungkal di Masjidil Haram membuat Panitia Penyeleggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi mengantisipasi jumlah badal haji akan lebih banyak dibandingkan perkiraan.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah (KBIH) Ali Rokhmad mengatakan Pemerintah mengalokasikan dana badal haji untuk 150 jamaah. "Kami anggarkan untuk 150 jamaah, tapi mungkin karena crane bertambah," kata dia, Sabtu (19/9).

Ali menyatakan keputusan Direktur Jenderal terkait badal haji tahun ini memungkinkan penambahan jumlah jamaah yang akan dibadalhaji. "Dimungkinkan untuk melakukan revisi anggaran," kata dia.

PPIH Arab Saudi sudah menetapkan tiga kriteria jamaah yang akan dibadalhaji, yaitu jamaah yang meninggal dunia baik di embarkasi maupun di Tanah Suci, jamaah yang sakit parah sehingga harus ditopang alat-alat kesehatan, dan jamaah yang kehilangan kesadaran.

Jumlah jamaah haji yang meninggal menjelang prosesi wukuf terus bertambah. Hingga Sabtu (19/9) pukul 09.00 waktu Arab Saudi, jumlah jamaah yang meninggal dunia di dua kota suci mencapai 108 orang, termasuk 11 jamaah yang wafat karena mobile crane terjungkal di Masjidil Haram.

Jumlah tersebut belum termasuk jamaah yang meninggal di embarkasi, sakit parah sehingga harus ditopang alat-alat kesehatan, dan jamaah yang kehilangan kesadaran. "Jamaah yang datang ke Arab Saudi harus dihajikan. Mereka yang meninggal dibadalhajikan," kata Ali.

Hingga saat ini, PPIH Arab Saudi sedang merampungkan proses seleksi petugas badal haji. Ali menyebutkan, seleksi untuk memengetahui kemampuan dan komitmen mereka melakukan badal haji. "Tidak skedar melaksanakan, tapi amar dan tanggung jawabnya," kata dia.

Ali menjelaskan kemampuan yang diseleksi terkait dengan pengetahuan manasik, niat badal haji, rukun haji, dan wajib haji. Seleksi juga untuk mengetahui motivasi melakukan badal haji.

Petugas badal haji juga harus membuat surat pernyataan. "Pada prinsipnya badal haji satu orang hanya satu yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab," kata dia. Sebelum melaksanakan badal haji, petugas juga harus membuat pernyataan agar tidak boleh meninggalkan tugas sebagai PPIH Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement