REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci
MAKKAH -- Sukesih (48), jamaah asal Kediri, Jawa Timur, sudah rutin mengonsumsi vitamin selama dua hari sekali sejak keberangkatan dari Tanah Air. Vitamin yang didapatkannya dari dokter tersebut diharapkan dapat menjaga kondisi tubuh agar tetap prima sampai berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji.
Dengan adanya vitamin tersebut, jamaah kloter SUB 62 ini tidak mengurangi kegiatan beribadah di Masjidil Haram kendati sudah mendekati hari Arafah. “Kan sudah jauh-jauh dari rumah ke sini, masak harus mengurangi shalat di depan Ka’bah. Kan sayang,” ujarnya.
Dia melanjutkan, ketua regu dan ketua rombongan memang sudah menyarankan agar jamaah mengurangi ibadah ke Masjidil Haram menjelang wukuf. Cukup jauhnya jarak antara pemondokan dan Masjidil Haram serta berhentinya layanan bus shalawat, membuat banyak jamaah memilih berjalan kaki ke masjid.
Ditambah dengan faktor cuaca panas yang ekstrem, stamina tubuh jamaah dikhawatirkan menurun sebelum wukuf dimulai. “Tapi, ya Bismillah saja, Mas. Insya Allah kuat. Kan kita juga banyakan (bersama-sama, Red), mudah-mudah ndak ada apa-apa,” kata Sukesih.
Berbeda lagi dengan Hasanah (36) dan Hindun (44), jamaah kloter SUB 4 ini sudah mempersiapkan pakaian cadangan dan makanan tambahan untuk digunakan di Arafah.
“Takutnya pakaian yang dipakai kena najis atau jatuh, jadi ya bawa pakaian cadangan,” kata Hasanah.
“Makanannya bawa sendiri takut nggak cocok makanannya di sana,” sambung Hindun.
Menurut Hasanah, jamaah Surabaya yang tinggal di pemondokan nomor 704 umumnya banyak berlatih fisik ringan dengan berjalan kaki ke Masjidil Haram.
Selain sekaligus untuk beribadah di masjid terbesar di dunia tersebut, penggunaan angkutan umum di hari-hari menjelang wukuf juga dinilai percuma.
Alasannya, angkutan umum tidak bisa mendekat ke Masjidil Haram karena petugas keamanan sudah melakukan blokade jalan di radius cukup jauh dari masjid. “Naik angkutan juga diturunkannya masih jauh, jadi ya sekalian saja latihan jalan kaki,” ujar Hasanah.
Hindun menyatakan, dia sudah mempersiapkan daftar khusus untuk berdoa selama di Padang Arafah. Selain doa-doa meminta ampunan dosa serta kebahagiaan dunia dan akhirat, Hindun yang berhaji bersama suaminya juga akan memanjatkan permohonan yang spesifik.
“Tapi, ya nggak perlu disebutlah. Namanya kan doa, biar saya sama Allah saja yang tahu,” katanya sembari tersenyum.