Selasa 22 Sep 2015 05:33 WIB

Jumlah Jamaah Tarwiyah Menurun

Rep: ratna puspita/ Red: Damanhuri Zuhri
Maktab di Mina (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Maktab di Mina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah yang melakukan tarwiyah sudah mulai bergerak ke Mina, Senin (21/9) malam waktu Arab Saudi. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mencatat sebanyak 12.434 jamaah haji Indonesia melakukan tarwiyah.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ali Rokhmad mengatakan jumlah ini menurun dibandingkan dengan jamaah yang melakukan tarwiyah tahun lalu. "Tahun lalu sebanyak 13.358," kata dia, Selasa (22/9) dini hari.

Pemerintah tidak memprogramkan tarwiyah karena mempertimbangkan jamaah haji Indonesia yang didominasi oleh jamaah haji berisiko tinggi (risti).

Lebih dari 60 persen jamaah haji Indonesia berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki penyakit. Selain itu, persiapan untuk wukuf lebih utama. Sebab, wukuf di Arafah merupakan rukun haji.

Tarwiyah berasal dari kata kerja rawa-yarwi memiliki arti: menceritakan, meriwayatkan, mengantarkan, mengairi, memberi minum.

Ketika melakukan haji, Nabi Muhammad SAW melakukan tarwiyah atau menginap di Mina untuk mencari perbekalan pada 8 Zulhijjah atau satu hari sebelum prosesi wukuf di Padang Arafah.

Jamaah haji biasanya melakukan kegiatan tarwiyah secara berkelompok. Ada yang melakukan bersama satu rombongan di kelompok terbangnya. Ada juga yang bersama kelompok bimbingan/KBIH.

Untuk melaksanakan kegiatan tarwiyah, Ali menyatakan, jamaah harus mengeluarkan biaya 200 riyal (setara Rp 760 ribu). Biasanya, jumlah itu hanya untuk biaya transportasi. "Belum termasuk konsumsi jamaah," kata dia.

Ali berharap jamaah haji Indonesia yang melakukan tarwiyah dapat menjalaninya dengan baik. Termasuk, kata dia, melaksanakan shalat lima waktu di Mina mulai dari Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya', dan Shubuh.

Dengan demikian, jamaah tarwiyah harus menuju Arafah pada 9 Zulhijjah pagi. "Kalau harus segera menuju ke Arafah karena khawatir kepadatan jamaah pada (9 Zulhijjah) pagi hari maka 8 Zulhijjah malam juga tidak mengapa," kata Ali.

PPIH Arab Saudi telah menyiapkan tim monitoring yang bermarkas di Mina. Tim ini terdiri dari pembimbing ibadah, perlindungan jamaah, dan kesehatan. "Tim siap memberikan bantuan kalau diperlukan," ujar Ali.

Direktur Jenderal Penyelenyenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil berpesan kepada jamaah yang melakukan tarwiyah untuk tetap menjaga kesehatan serta memperhatikan cuaca ekstrem di Arab Saudi. "Kami berharap semua berjalan lancar dan jamaah selamat serta selalu dalam lindungan Allah SWT," kata dia.

Rangkaian ibadah haji akan dimulai dengan prosesi wukuf di Padang Arafah pada 9 Zulhijjah atau 23 September 2015. Jutaan jamaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di Padang Arafah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement