REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Jumlah jamaah haji yang meninggal berpotensi meningkat tajam selama prosesi ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Maka, tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun menyiapkan sejumlah langkah untuk memberikan pelayanan kepada jamaah haji berisiko tinggi di Armina.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Mawari Edy mengimbau tenaga kesehatan yang menempel pada kelompok terbang untuk melengkapi obat-obatan yang harus mereka bawa ke Arafah.
"Beberapa hari terakhir, sudah lengkap jumlah yang diperlukan, semoga tidak meleset," kata dia, Selasa (22/9).
Edy menyatakan, sudah menyiapkan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Padang Arafah dengan kapasitas 18 tempat tidur. Namun, kapasitas tersebut dapat ditambah atau berkembang menjadi 20 tempat tidur.
Dia menyebutkan, tim kesehatan juga menyiapkan sembilan pos di beberapa maktab. Ini untuk memudahkan jamaah mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat. "Pos kesehatan tempat konsultasi dan layanan," kata dia.
Ada 51 maktab yang menjadi tempat tinggal jamaah asal Indonesia. Dia memerinci sembilan pos tersebut terletak di Maktab 1, Maktab 3, Maktab 18, Maktab, 20, Maktab 37, Maktab, 43, Maktab 47, Maktab 51, dan Maktab 69.
Keberadaan pos di maktab ini juga untuk memudahkan mekanisme rujukan. Edy menyatakan, tim kesehatan akan mekanisme rujukan. "Dari pos kesehatan ini, kalau butuh rujukan maka kami akan bawa ke rumah sakit," kata dia.
Edy mengatakan, tim kesehatan juga berkomunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi agar jamaah asal Indonesia mendapatkan layanan di klinik Arafah. "Kami akan manfaatkan klinik milik Arab Saudi yang berada di Arafah," ujar dia.
Menurut Edy, tim kesehatan juga akan melakukan pengecekan untuk memastikan seluruh jamaah sudah dievakuasi ke Muzdalifah usai melakukan wukuf di Arafah. Dia menambahkan jamaah sakit akan dibawa ke BPHI Makkah atau rumah sakit Arab Saudi pascawukuf.