REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci
MAKKAH – Satu tenda yang berada di maktab Indonesia di Padang Arafah roboh. Robohnya tenda terjadi saat sebagian jamaah haji Indonesia sudah memasuki Arafah, Selasa (22/9) pagi.
“Ini sudah dilaporkan ke pengawas maktab, sedang dalam penanganan muassasah,” kata Penanggung Jawab Satuan Operasional Arafah Nurul Badruttamam kepada Republika, di Makkah, Arab Saudi, Selasa (22/9) siang.
Selain robohnya sebuah tenda, ada juga dua tenda lain yang belum terpasang listrik dan saluran air. Masih adanya akomodasi yang belum siap di Arafah terjadi lantaran pihak muassasah yang kurang sigap dalam menyiapkan keperluan di tenda-tenda jamaah. “Padahal ini dari beberapa hari lalu sudah kita dampingi dan kita awasi terus pekerjaannya,” keluh Nurul.
Kendati demikian, Nurul optimistis, sebelum seluruh jamaah haji Indonesia masuk ke Arafah, semua tenda sudah siap dengan semua perlengkapan berupa karpet, water cooler, dapur, toilet, dan aliran listrik.
Sekretaris Satuan Operasional Arafah Amin Handoyo mengakui, tenda-tenda di maktab Indonesia rawan roboh. Pada Senin (21/9), tiga buah tenda juga roboh akibat diterpa angin kencang.
Petugas muassasah segera merobohkan tiang besar penyangga tenda agar tenda yang roboh tersebut tidak menimpa tenda-tenda di sebelahnya. “Tapi, jamaah tak perlu khawatir, perbaikannya cepat dan mereka juga sudah terampil,” kata Amin.
Mengenai adanya aliran listrik yang belum tersambung ke salah satu tenda, Amin menyatakan, hal itu hanya masalah teknis saja. Alasannya, aliran listrik sudah dihidupkan sejak Senin pukul 16.00 waktu Arab Saudi.
Ketua Komisi VIII DPR yang juga anggota Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji 2015 Saleh Partanoan Daulay meminta PPIH Arab Saudi supaya segera mendesak muassasah memperbaiki tenda-tenda jamaah haji Indonesia yang roboh di Arafah.
Apalagi, tenda-tenda yang roboh itu telah menyebabkan tertundanya mobilisasi jamaah dari Makkah ke Arafah. “Tentu hal itu akan mengganggu skenario dan jadwal pemberangkatan ke Arafah,” kata Saleh.
Saleh menyatakan, dia juga sudah menerima laporan banyaknya tenda yang akan ditempati di jamaah Indonesia yang roboh. Setelah dikonfirmasi, diketahui robohnya tenda-tenda akibat angin kencang yang terjadi, Senin (21/9) malam di kawasan Arafah.
Akibat robohnya tenda-tenda itu, sebagian jadwal pemberangkatan jamaah ke Arafah tertunda. Tim pengawas haji DPR merasa khawatir jika penundaan tersebut dapat menyebabkan terlambatnya jamaah tiba di Arafah.
Apalagi, sambung Saleh, dalam suasana seperti ini, lalu lintas di kota Makkah sangat macet karena seluruh jamaah haji sedang menuju Arafah. Tim pengawas haji DPR juga meminta agar PPIH Arab SAudi mempersiapkan langkah-langkah dalam mengantisipasi cuaca tidak bersahabat.
Jika hujan turun, misalnya, jamaah haji harus dipastikan bisa berlindung di tenda-tenda yang ada dan tidak terkena air hujan.
Sejauh pengamatan tim pengawas DPR, tenda-tenda yang ada baru difokuskan untuk melindungi jamaah dari teriknya matahari. “Aspek perlindungan dari hujan dan angin belum diantisipasi,” katanya.