Sabtu 26 Sep 2015 01:05 WIB

Fahri: 'Pemerintah Indonesia dan Saudi Segera Ungkap Identitas Korban Mina'

Rep: c35/ Red: Damanhuri Zuhri
Petugas medis merawat korban insiden Mina yang terluka akibat berdesakan saat hendak melempar jumrah, Kamis (.4/9)/
Foto: Reuters
Petugas medis merawat korban insiden Mina yang terluka akibat berdesakan saat hendak melempar jumrah, Kamis (.4/9)/

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Hingga saat ini korban tragedi Mina dari Indonesia belum semua dapat teridentifikasi.

Pemerintah Indonesia belum mengungkapkan adanya total 225 jamaah haji Indonesia yang hilang atau belum teridentifikasi posisi mereka sejak terjadinya tragedi Mina, Kamis (24/9) tersebut.

Atas kondisi itu, ketua tim Pengawas Haji DPR RI, Fahri Hamzah meminta agar pemerintah Indonesia dan Arab Saudi segera mengungkap identitas seluruh korban wafat.

Hal itu tidak termasuk di dalamnya tiga yang sudah dipastikan wafat dan enam jamaah yang dirawat di rumah sakit. Berita ini tentunya menambah terusik suasana dan ketenangan masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan.

Fakta ini tidak saja membuat pemerintah Indonesia harus bertindak lebih profesional dan cepat tetapi juga pemerintah Arab Saudi harus lebih siap dan terbuka dalam mengendalikan dan mengkomunikasikan manajemen jamaah sejak kedatangan sampai kepulangan khususnya di daerah rawan seperti Mina dan sekitarnya.

”Selayaknya pemerintah Saudi segera mengungkap identitas seluruh korban wafat (717 jamaah); nama, negara dan keterangan lain yang relevan,'' ungkap Fahri Hamzah melalui siaran persnya, Sabtu (26/9).

Menurut Fahri, Pemerintah Saudi juga perlu mendata segera jamaah yang terluka (863 jamaah) dan masih berada di rumah sakit atau di tempat penampungan lainnya.

Selain itu dia juga meminta pihak pemerintah Indonesia untuk segera berkordinasi dengan semua pihak dan bekerja secara proaktif untuk menjelaskan posisi dari 225 nama yang dikabarkan hilang.

Sebetulnya, menurut Fahri, tidak terlalu sulit untuk mengecek karena sejak awal database Indonesia cukup lengkap untuk memantau kelompok dan pergerakan kelompok jamaah berdasarkan kloter, KBIH, dan lain-lain.

Maka dari itu, politisi dari fraksi PKS itu, berharap agar pemerintah Indonesia secara  maksimal menggunakan waktu dan fasilitas yang ada untuk mencari posisi sisa jamaah dari Indonesia.

“Tentu, kita berdoa dan berharap, jamaah kita masih hidup dan berpindah konsentrasi tempat ibadah dan atau tempat tinggal sementara. Semoga tidak kagi terjadi penambahan jumlah korban meninggal dunia atau sakit,” ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement