REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Baraas dari Tanah Suci
MAKKAH -- Di pelataran Masjidil Haram terpampang layar monitor berukuran tinggi sekitar dua meter dan lebar tiga meter.
Di dalamnya tertulis pesan nasihat dari berbagai bahasa yang isinya mengatakan, haji itu adalah sabar. Layar monitor tersebar di berbagai titik di kawasan itu.
Apa kaitan sabar itu dengan musibah Mina dalam pelaksanaan ibadah haji 1436 H yang menewaskan ratusan orang dan ratusan lainnya terluka. Peristiwa itu juga berawal dari ketidaksabaran.
Sabar dapat dikaitkan dengan upaya menata hati, menahan diri agar tidak melanggar aturan. Sabar berbuah pada disiplin dan menaati aturan yang berlaku.
Ibadah haji memang bertujuan memupuk kesabaran, maka pelaksanaanya mulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan manasiknya haruslah dilakukan dengan cara-cara yang sabar juga.
Ayat Al Quran di dalam surah Albaqarah ayat 153-158 mengaitkan sabar dengan haji dan umrah. Sabar dapat menjadi penolong bagi orang-orang yang beriman.
Bahkan dalam pelaksanaan kurban yang erat kaitannya dengan ibadah haji, Nabiyullah Ismail AS ketika hendak dikorbankan, kepada Nabi Ibrahim dia mengatakan kelak Ibrahim mendapatinya sebagai orang yang sabar. Intinya berhaji itu adalah perjuangan seseorang menjadi orang yang sabar.
Kaitan ibadah haji dengan sabar sudah dimulai sejak persiapan mendaftar haji. Di Indonesia, hampir di seluruh Tanah Air calon jamaah haji harus bersabar menunggu antrean lebih dari 19 tahun agar dapat kesempatan berhaji.
Melewati pemeriksaan haji dengan sejumlah tes kesehatan dan menerima tamu yang bertandang ke rumah, juga harus bersabar melewati kelelahannya.
Begitu pula dalam perjalanan mulai dari embarkasi sampai Makkah harus bersabar menunggu giliran diangkut kendaraan. Begitu juga saat bertawaf dan sai umrah, jamaah haji harus bersabar menjalaninya, sesuai dengan tertib rukun atau urutan-urutannya.