REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Baraas dari Tanah Suci
Tidak boleh karena ingin cepat selesai, jamaah haji melompati salah satu tahapan ritual haji. Misalnya langsung wukuf di Arafah tanpa melakukan umrah haji untuk haji tamattu atau tidak melakukan tawaf qudum untuk ifrad.
Agar ibadah hajinya sah, jamaah haji harus tertib, mengikuti tahapan haji sesuai dengan urutan-urutan yang berlaku. Melewati ritual haji yang panjang itu, seyogyanya sudah tumbuh sikap disiplin, bahkan walaupun tahapan pelaksanaan ibadah haji belum selesai.
Bila dikaitkan dengan musibah jamaah haji yang tewas karena terinjak-injak di Mina menjelang jamarat, juga karena sikap kurang disiplin memenuhi imbauan jadwal melontar di Mina.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Saudi sudah membuat jadwal yang membagi waktu melempar yakni sore hari bagi jamaah haji Asia Tenggara dan mereka melempar dari lantai tiga, begitu juga untuk jamaah haji asal negara lainnya mendapat waktu dan tempat yang berbeda.
Penetapan jadwal dan lokasi melempar jumrah sudah melalui simulasi komputer dan semestinya tidak terjadi crash atau ada jamaah haji yang bertabrakan bila tidak melanggar ketentuan.
Tetapi sekali lagi, musibah Mina sudah terjadi. Apa pun alasannya, kejadian itu telah menjadi tulisan atau takdir Allah dan para hujjaj yang syahid akan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya.