REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tim pengawas haji DPR mendesak Kementerian Agama (Kemenag) supaya memperhatikan kelayakan tenda-tenda jamaah haji Indonesia yang roboh di Arafah.
Tenda-tenda yang roboh itu beberapa waktu lalu itu menimbulkan tertundanya pergerakan jamaah dari Makkah ke Arafah.
“Semestinya, Kemenag bisa melakukan pembicaraan khusus dengan pihak muassasah. Topik tentang perlindungan ini bisa menjadi salah satu hal yang harus disampaikan,” ujar Ketua Komisi VIII DPR sekaligus ketua tim pengawas Haji, Saleh Partaonan Daulay, Jumat (25/9).
Pemerintah Indonesia, ujarnya, bisa menginisiasi pembicaraan seperti ini karena sangat rasional. Apalagi jumlah jamaah haji Indonesia terbesar, yakni sekitar 168.000 orang.
“Apalagi, tahun depan, kuota haji Indonesia akan bertambah 20 ribu orang,” ujar Saleh.
Selain itu, tim pengawas haji juga meminta agar PPIH Daker Makkah menyiapkan langkah-langkah antisipasi cuaca tidak bersahabat. Menurutnya, jika hujan turun, jamaah haji Indonesia harus dipastikan bisa berlindung di tenda-tenda yang ada agar terkena air hujan.
Saleh mengamati, tenda-tenda yang ada baru difokuskan untuk melindungi jamaah dari teriknya matahari. Sementara perlindungan dari hujan dan angin belum diantisipasi.