Sabtu 26 Sep 2015 12:05 WIB

Denny JA Sarankan Reformasi Haji

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: M Akbar
Denny JA
Foto: .
Denny JA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi jamaah haji yang terinjak-injak di Mina membuat berbagai pihak menyerukan perbaikan dalam manajemen penyelenggaraan haji. Berhaji hendaknya menjadi ritual yang tidak berbahaya nyaman. Ritual berhaji jangan sampai tercatat sebagai ritual agama yang paling banyak memakan nyawa manusia dalam sejarah. 

"Saatnya pemerintah Saudi mengumpulkan ulama untuk melakukan reformasi atas ibadah haji tanpa melanggar ketentuan kitab suci yang diyakini," ujar pegiat anti diskriminasi, Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/9).

Denny mengusulkan kepada pemerintah tentang reformasi manajemen pengelolaan haji lewat 3 cara yang 'radikal'. Pertama, menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif: dari tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah saja. Menurut dia, harus dipikirkan jumlah hari berhaji yang sah bertambah juga tak hanya lima hari, tapi berbulan-bulan. Dari lima hari menjadi misalnya 60 hari, dan sebagainya. 

"Ini akan menjadi solusi yang sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu. Dengan begitu, ibadah haji akan dirasakan lebih nyaman dan lebih aman bagi jamaah," kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini.

Kedua, mengubah arsitektur Mina. Umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan jemaah haji terjadi di Mina. Sejak 1980, sudah terjadi delapan kali tragedi maut yang menelan lebih dari seratus nyawa. 

Pemerintah Saudi bisa mengundang aneka pihak yang berkompeten di dunia untuk mempelajari bangunan dan lorong Mina dalam hubungannya dengan arus massa yang ratusan ribu. 

"Harus ada reformasi arsitektural yang akhirnya bisa membantu area Mina itu lebih aman untuk masa yang berdesakan," ujarnya.

Ketiga, modernisasi manejemen haji. Kini, ujar Denny, saatnya pemerintah Arab Saudi juga memodernkan manajemen haji, baik dari jumlah, SOP dalam bekerja, dan kualitas SDM-nya. 

"Saatnya manajemen haji direformasi sehingga beribadah itu tak hanya aman dan nyaman, namun juga khusyuk bagi jamaah, dan bagi keluarga yang ditinggal, yang tak perlu lagi was was akan keselamatan jamaah," ucapnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement