REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi masih akan mengidentifikasi jenazah yang menjadi korban peristiwa berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9). Proses identifikasi di Pemulasaran Jenazah Al Muaisim, Mina, Arab Saudi juga melibatkan perangkat kelompok terbang (kloter) yang kehilangan anggotanya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan PPIH Arab Saudi sudah melibatkan Kloter SUB 48 Embarkasi Surabaya pada proses identifikasi yang dilakukan Sabtu (26/9) dini hari waktu Arab Saudi. PPIH Arab Saudi juga bakal melibatkan kloter lainnya.
Pada proses identifikasi yang bakal dilakukan Sabtu malam hingga Ahad (27/9) malam, PPIH Arab Saudi akan melibatkan Kloter JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi. "Ketua regu atau kepala rombongan atau anggota yang ditunjuk untuk ikut menyaksikan mana jasad yang merupakan jamaah dari JKS 61. Itu akan sangat membantu proses identifikasi," kata dia.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan identifikasi jamaah merupakan proses yang panjang. Seluruh jamaah haji yang menjadi korban dilarikan ke Rumah Sakit Al Jisr. Kendati demikian, rumah sakit memprioritaskan penanganan terhadap jamaah yang masih dapat diselamatkan. Rumah sakit memfokuskan perawatan jamaah yang menjadi korban luka.
"Identifikasi belum menjadi perhatian maksimal," kata Djamil.
RS Al Jisr akhirnya mengirim korban meninggal ke Pemulasaran Jenazah Al Muaisim pada Jumat (25/9) malam. Proses identifikasi pun berlangsung di Al Muaisim. Sejak Sabtu dini hari, PPIH Arab Saudi akhirnya mendapatkan akses ke Pemulasaran Jenazah di Al Muaisim.
Proses dimulai dengan mengenali jamaah Indonesia melalui foto yang dijajarkan di ruangan khusus. Tim PPIH Arab Saudi mencermati satu per satu dari 500 foto di ruang tersebut. "Pertama yang dikenali adalah wajah Indonesia," kata Djamil.
Ciri lain yang dikenali, yaitu slayer atau ihram bertuliskan INDONESIA berwarna hijau. Selanjutnya, tim akan mengajukan izin untuk melihat ke kamar jenazah untuk melakukan proses identifikasi. Jika tidak ada identitas maka PPIH Arab Saudi akan mengajak perangkat kloter untuk proses identifikasi. "Jika nomor kloter tidak ada maka kami harus lakukan pendalaman lebih lanjut bahwa yang di kamar jenazah adalah jamaah haji Indonesia," kata dia.
Ribuan jamaah berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi. Akibatnya, 717 jamaah haji meninggal dunia dan 853 jamaah mengalami luka. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyatakan 14 jamaah haji Indonesia meninggal dalam kejadian itu dan enam orang mengalami luka. Sebanyak 122 jamaah masih dinyatakan hilang akibat peristiwa tersebut. Hingga saat ini, PPIH Arab Saudi masih melakukan identifikasi di Pemulasaran Jenazah Al Muasisim, Mina.