REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah sudah melengkapi jamaah Indonesia dengan berbagai identitas mulai dari gelang tembaga, kartu Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji (Dapih), hingga gelang maktab. Kendati demikian, banyak jamaah yang lupa menggunakan identitas tersebut ketika bepergian.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil menyatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus berupaya memperoleh data yang tepat dan akurat mengenai jamaah haji Indonesia. Proses identifikasi yang dilakukan Pemulasaran Jenazah di Al Muaisim terus dilakukan. "Tapi, ini tidak sederhana," ujar dia, Sabtu (26/9).
Djamil menyatakan banyak jamaah yang tidak menggunakan gelang identitas. Karena itu, dia menyatakan, PPIH Arab Saudi akan mencermati berbagai tanda yang dikenakan oleh jenazah di Al Muasisim.
Tanda itu dapat berupa slayer, selembar kain, hingga tali yang dikenakan oleh jamaah Indonesia. "Sekecil apapun itu jadi pintu masuk," ujar Djamil.
Untuk lebih memastikan, PPIH Arab Saudi juga melakukan pengecekan melalui perangkat kloter. Ribuan jamaah berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi. Akibatnya, 717 jamaah haji meninggal dunia dan 853 jamaah mengalami luka. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyatakan 14 jamaah haji Indonesia meninggal dalam kejadian itu dan enam orang mengalami luka.