REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Duta Besar China Li Chengwen mengatakan sekitar 14 ribu Muslim China datang ke Arab Saudi untuk menunaikan haji tahun ini. Lebih dari 20 juta Muslim China merayakan Idul Adha bersama saudara-saudara Muslim lain di seluruh dunia.
Dilansir dari Arab News, Selasa (29/8), Chengwen mengemukakan pengamatannya dalam laporan jelang ulang tahun kemerdekaan Republik Rakyat China ke-66 yang jatuh pada 1 Oktober mendatang.
Atas nama staf Kedutaan Besar China di Arab Saudi dan atas namanya sendiri, Chengwen mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan dan orang-orang yang telah membina dan berkontribusi terhadap hubungan Sino-Arab.
Chengwen juga mengucapkan selamat Idul Adha dan harapan terbaiknya untuk para pemimpin, orang-orang Arab Saudi, serta Muslim di seluruh dunia.
"Sebagai seorang Muslim, saya ingin menyampaikan ucapan selamat yang tulus kepada semua Muslim yang telah menyelesaikan haji tahun ini, dan menyampaikan terima kasih kepada Raja Salman, pemerintah, dan rakyat Arab Saudi untuk pengamanan dan kenyamanan yang mereka sediakan bagi semua Muslim yang menunaikan haji tahun ini," kata Chengwen.
Menurut dia, saling menghormati adalah premis utama dari hubungan Sino-Saudi. Terlepas dari kondisi nasional yang berbeda, Cina dan Kerajaan Saudi mematuhi prinsip saling menghormati dan kesetaraan. Mereka menghormati tradisi budaya, sistem sosial, kepentingan dan konsen negara satu sama lain.
Mewakili peradaban Cina dan peradaban Islam secara terpisah, kata Chengwen, pemerintah Saudi dan China menganjurkan sikap saling menghormati, harmoni, dan dialog antar peradaban.
Hubungan persahabatan antara China dan Saudi menjadi model akomodasi antarperadaban yang berbeda. "Saling menghormati dan toleransi antara Cina dan Saudi menjamin arah hubungan Sino-Arab yang benar," tegas dia.
Dalam kesempatan itu, Chengwen juga menyinggung keberhasilan ekonomi negaranya. Pada semester pertama tahun ini, meskipun ekonomi global melambat, China masih mempertahankan kecepatan pertumbuhan sebesar 7 persen. Kontribusi China untuk pertumbuhan ekonomi dunia lebih dari 30 persen.