Selasa 29 Sep 2015 22:23 WIB
Insiden Mina

ANNAS Dukung Langkah Saudi Tangani Insiden Mina

Jamaah haji menjadi korban insiden Mina pada Kamis (24/9).
Foto: AP
Jamaah haji menjadi korban insiden Mina pada Kamis (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) menyatakan turut berduka atas Insiden Mina yang terjadi pada Kamis (24/9). ANNAS juga mendukung langkah-langkah pemerintah Arab Saudi dalam menangani insiden tersebut.

Dalam suratnya yang ditujukan kepada Kedubes Arab Saudi, ANNAS menyatakan lima poin terkait insiden Mina. Pertama, ANNAS meyakini bahwa musibah adalah sesuatu yang di luar kemampuan manusia dan sepenuhnya menjadi kehendak Allah kapan dan dimanapun kejadiannya.

''Ini sesuai QS Al Hadid Ayat 22 'Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah','' kata Sekretaris ANNAS, Tardjono Abu Muas, dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/9).

Kedua, ANNAS bersimpati kepada Pemerintah Arab Saudi atas berbagai kritik bahkan tudingan tidak benar terhadap penyelenggaraan haji pada umumnya dan penanganan peristiwa musibah pada khususnya. Sebagaimana yang diketahui dan dirasakan oleh umat Islam selama ini, Pemerintah Saudi sebagai Khadamul Haramain telah mencoba maksimal melayani peribadahan jamaah haji dari berbagai negara yang melaksanakan rukun Islam kelima tersebut.

Ketiga, khusus terhadap peristiwa Mina terakhir yang membawa korban cukup besar, ANNAS menyesalkan adanya pandangan atau serangan negatif yang dilakukan oleh Pemerintah Iran di bawah Ali Khamenei yang secara jahat memanfaatkan momen mushibah sebagai isu internasional untuk memojokkan penyelenggaraan haji oleh Pemerintah Saudi. ''Iran sebagai negara penggerak “Syiahisasi” di dunia Islam adalah musuh umat Islam yang berbahaya,'' katanya.

Pada poin keempat, ANNAS menghargai dan mendukung langkah-langkan Pemerintah Saudi baik dalam da’wah dan menjaga kemurnian akidah umat, maupun dalam mencegah dan menangani mushibah yang terjadi dan meyakini selalu ada perbaikan perbaikan ke depan.

''Memang disadari tidaklah mudah menangani jumlah jamaah yang sangat besar, namun kemampuan Pemerintah Saudi selama ini dalam berkhidmah pada jama’ah haji cukup melegakan,'' katanya. ''Karenanya, ANNAS menolak desakan Pemerintah Iran untuk proses internasionalisasi penyelenggaraan ibadah haji. Muatan politik kepentingan pemerintahan syiah sangat besar dengan isu ini.''

Kelima atau poin terakhir, ANNAS mengusulkan, kiranya dapat dipertimbangkan agar dimasa mendatang hanya warga Iran yang Muslim Sunni sajalah yang diperkenankan memasuki Tanah Suci dan melaksanakan ibadah Umroh dan Haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement