Rabu 30 Sep 2015 08:32 WIB
Insiden Mina

Tiga Tim Dibentuk Percepat Pencarian Korban Mina

Ratusan ambulans membawa korban insiden Mina.
Foto: Dawn.com
Ratusan ambulans membawa korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kementerian Agama selaku Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membentuk tiga tim yang bekerja 24 jam untuk mempercepat penelusuran dan penemuan jamaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina.

"Untuk mempercepat penelurusan korban Mina 24 September, kami membentuk tiga tim pencari," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Rabu (30/9).

Tim pertama, kata dia, melakukan pencarian data jamaah melalui komunikasi intensif dengan ketua-ketua kelompok terbang (kloter) yang melaporkan jamaah mereka belum kembali sejak peristiwa Mina.

Kemudian tim kedua, lanjutnya, melakukan penelusuran ke rumah-rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi, yang tidak hanya berada di Mina seperti RS Al Wadi, RS Al Jisr, dan RS King Faisal Syisyah, namun juga kota-kota lain di luar Mekkah, seperti RS Garda Nasional di Jeddah, bahkan sampai RS Hada di Taif.

Sedangkan tim ketiga secara terus-menerus memantau pemulasaran mayat di Al Mu'ashim.

"Mereka bekerja dengan dua pola," kata Arsyad.

Pertama tim di Al Mu'ashim akan mempelajari file data pelengkap jamaah yang menjadi korban Mina, mulai dari slayer, tas, dokumen administrasi perjalanan ibadah haji (DAPIH), kartu petunjuk hotel, kartu bus, dan lain-lain yang menunjukkan identitas jamaah tersebut dari Indonesia.

"Bila tidak ada data lengkap tersebut kami akan konfirmasi ke ketua regu, ketua rombongan, dan ketua kloter," katanya.

Tim tersebut juga akan masuk ke bagian DVI (Disaster Victim Identification) untuk menelusuri sidik jari para korban mengingat pada hari kelima ini kondisi jenazah semakin memburuk, antara lain wajah sudah sulit dikenali karena membengkak.

"Pihak Al Mu'ashim juga telah melakukan penguburan sejak Senin (28/9) sore, terutama untuk korban yang sudah diidentifikasi oleh negara masing-masing, mengingat jika jenazah didiamkan akan menimbulkan wabah," ujar Arsyad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement