REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Layanan makan jamaah haji terus dioptimalkan. Layanan makan tahap kedua kini diberikan mulai 2 Oktober 2015. Kendati demikian, Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat menyatakan layanan katering tahap kedua sudah mulai diberikan pada 28 Oktober 2015.
Arsyad menyatakan, katering mulai 28 Oktober 2015 itu diberikan kepada sebagian kelompok terbang yang belum mendapatkan layanan makan sebanyak 15 kali. "Belum 15 kali dan sudah pulang sebelum 2 Oktober," kata dia.
Layanan makan di Makkah baru pertama kali diberikan tahun ini. Sri menyatakan, Kemenag memang sudah menetapkan jadwal pemberian layanan makan 15 kali di Makkah dilakukan pada 31 Agustus sampai 15 Oktober 2015.
Layanan katering berhenti sementara menjelang dan pascaprosesi haji di Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Jamaah akan kembali menerima layanan katering pada 2 Oktober 2015. "Untuk melengkapi jatah makan 15 kali, kami buat rekapitulasi masing-masing kloter," kata dia.
Sri menyatakan, hasil rekapitulasi jamaah yang pulang pada 28 hingga 30 September sudah menerima layanan 15 kali makan. Namun, jamaah yang pulang ke Tanah Air pada 1 hingga 3 Oktober dan berangkat ke Madinah pada 3 Oktober belum mendapatkan layanan makan 15 kali.
Karena itu, Kemenag melakukan optimalisasi dengan pemberian makan siang dan makan malam agar mereka juga mendapatkan layanan makan 15 kali. "Menunya mirip seperti menu kedatangan di Madinah, makanan Arab," ujar Sri.
Secara umum, Sri menyatakan, layanan katering di Makkah berjalan lancar. Menurut dia, pelanggaran kontrak karena perusahaan-perusahaan di Makkah masih baru. "Mereka belum tahu bagaimana aturan kita, perlu penyesuaian-penyesuaian," kata dia.
Karena itu, Kementerian Agama melakukan pengawasan, pendampingan, dan bimbingan terhadap perusahan-perusahaan penyedia katering tersebut. Hasil evaluasi pemberian makan tahap pertama pun menjadi pelajaran sehingga penyedia katering mulai memperbaiki layanan pada tahap kedua.
"Kami berikan juga hasil evaluasi kita kepada masing-masing perusahaan sehingga mereka tahu kekurangannya di mana dan segera memperbaikinya untuk tahap yang kedua ini," kata dia.
Sri menyatakan, pemerintah juga akan mempertimbangkan jumlah layanan makan ditambah pada penyelenggaraan haji tahun depan. Ini sesuai dengan tuntutan jamaah agar mereka dapat berkonsentrasi ibadah, tidak perlu dipusingkan dengan ketersediaan makan.
n ratna puspita