Selasa 06 Oct 2015 14:11 WIB
Insiden Mina

Tiga WNI Korban Insiden Mina Diketahui dari Penyisiran Dokumen

Rep: Ratna Puspita/ Red: Angga Indrawan
Jamaah berjalan di sekitar Mina, Kamis (24/9). Mereka hendak menjalankan salah satu ibadah haji yakni melempar jumrah.
Foto: Reuters
Jamaah berjalan di sekitar Mina, Kamis (24/9). Mereka hendak menjalankan salah satu ibadah haji yakni melempar jumrah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tim identifikasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengidentifikasi tiga jenazah di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim sebagai jamaah Indonesia. Temuan itu dilakukan dengan cara penyisiran dokumen yang disimpan oleh kepolisian Al Muaisiam. 

Menurut Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat, penemuan tiga korban ini melalui proses yang biasa dilakukan oleh tim identifikasi PPIH Arab Saudi di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim. Tim yang terdiri dari Letnan Kolonel Jaetul Muchlis Basyir, dr Taufik, Naif Bajri Basri Marjan, dan Fadil Ahmad melakukan penyisiran di Muaisim. 

"Penyisiran dilakukan dengan cara mengecek file-file yang menyimpan gelang dan ciri-ciri identitas lainnya," ujar Arsyad, Selasa (6/10). 

Arsyad menyatakan sinergi untuk pencarian jenazah korban Mina dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri terus dilakukan. Pada Senin (5/10) malam, PPIH Arab Saudi sudah berkoordinasi dengan tim DVI Mabes Polri terkait temuan di beberapa rumah sakit di Kota Jeddah.

Tim DVI melakukan penyisiran di beberapa rumah sakit di Jeddah dan menemukan beberapa jamaah sakit. Namun, Arsyad menyatakan, jamaah yang dirawat itu bukan korban Mina. "Tapi, jamaah sakit yang dievakuasi dari rumah sakit, baik Arafah maupun Mina, pascaoperasional haji," ujar dia. 

Arsyad menyatakan, Tim DVI Mabes Polri juga sudah melakukan pendekatan kepada Kementerian Kesehatan Arab Saudi agar mendapatkan akses ke seluruh data hasil pemindaian sidik jari jenazah korban Mina. Konsulat Jenderal RI Indonesia di Jeddah juga melakukan upaya diplomasi agar ada akses yang lebih luas. 

Arsyad berharap upaya-upaya itu membuahkan hasil sehingga otoritas Saudi memberikan akses terhadap dokumen sidik jari. Arsyad menyatakan PPIH Arab Saudi tidak berharap 25 jamaah yang belum kembali ke pemondokan ditemukan di Al Muaisim. 

Namun, dia menambahkan, dokumen sidik jari itu bakal mempercepat proses identifikasi di Al Muaisim. Berdasarkan dokumen sidik jari yang diterima oleh tim identifikasi, hasil pemindaian sidik jari sudah menyebutkan nama, asal negara, dan nomor visa atau nomor kedatangan bagi mukimin di Arab Saudi. 

Arsyad menyatakan tim identifikasi PPIH Arab Saudi mendapatkan dokumen sidik jari dengan sangat terbatas. "Masih non officially, jumlahnya terbatas. Misalnya, kemarin kami diberikan sepuluh, lalu ada sepuluh, dan besok 20," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement