REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --- Waktu tunggu pemulangan jamaah haji dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) di Madinah akan lebih singkat dibandingkan waktu tunggu pemulangan jamaah haji dari Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah. Karena itu, jamaah diingatkan agar tidak memasukkan barang-barang yang dilarang dalam penerbangan ke dalam tas kopernya.
Kepala Seksi Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Edayanti Dasril Munir mengatakan, waktu tunggu di Bandara AMAA hanya berkisar antara dua sampai tiga jam. Durasi ini lebih singkat dibandingkan waktu tunggu di Bandara KAA Jeddah yang mencapai enam jam. “Pemeriksaan koper jamaah diharapkan sudah clear sejak dari pemondokan karena jarak dari pemondokan di Madinah ke bandara pun relatif dekat,” kata Edayanti di Jeddah, seperti dilaporkan wartawan Republika, EH Ismail, Selasa (6/10) malam.
Menurut Edayanti, proses imigrasi di Bandara AMAA diperkirakan hanya berlangsung sekitar satu jam. Pihak otoritas bandara sudah memberikan bayangan bahwa proses imigrasi tidak jauh berbeda dengan proses imigrasi saat kedatangan. Pada waktu kedatangan jamaah haji gelombang pertama, waktu yang diperlukan sejak jamaah turun dari pesawat sampai naik ke bus pengangkut ke hotel-hotel rata-rata hanya satu jam.
Cepatnya pelayanan di Bandara Madinah pun langsung mendapatkan apresiasi dari PPIH Arab Saudi dengan memberikan penghargaan khusus. Penghargaan diberikan langsung Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil.
Dengan keseluruhan proses yang relatif singkat ini, jamaah haji diharapkan sudah siap masuk ke pesawat saat sampai di Bandara AMAA. Jeda waktu enam jam yang diberikan kepada jamaah yang pulang melalui Bandara KAA Jeddah tidak lagi diberlakukan.
Di Jeddah, waktu tersebut diperlukan untuk distribusi katering, sosialisasi tas tentengan, dan sweeping barang bawaan. Kemudian, tiga sampai empat jam berikutnya jamaah baru dipersilakan menuju gate oleh pihak penerbangan. “Kalau di Madinah, makan tidak ada lagi, sehingga harus dipastikan semua sudah clear dan tidak ada lagi proses sweeping, tidak ada lagi proses sosialisasi,” kata Edayanti.
Saat ini, petugas Daker Bandara dan Daker Madinah sedang memikirkan cara agar bisa menempatkan petugas maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Arabia di hotel untuk memeriksa koper jamaah sebelum diberangkatkan ke bandara. Sebab, ketika jamaah sudah sampai di Bandara Madinah, maka jamaah tidak akan akan punya waktu tunggu yang cukup.
Di Jeddah, beberapa koper jamaah haji Indonesia gelombang pertama terpaksa dibongkar di Madinatul Hujjaj karena terdeteksi oleh X-Ray banyak yang membawa air Zamzam. Sampai dengan Selasa (06/10) pagi, sedikitnya sudah ada 7,5 ton air zamzam yang dikeluarkan dari koper-koper jamaah. Kejadian serupa diharapkan tidak terjadi di Madinah sehingga koper-koper yang akan dibawa ke bandara semuanya sudah bebas dari zamzam.