Rabu 07 Oct 2015 09:10 WIB

Dinkes Sleman Antisipasi Penyakit Bawaan Jamaah Haji

Rep: c 97/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah jamaah haji melewati alat pendeteksi suhu tubuh setibanya di tanah air di Embarkasi Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/10).
Foto: Antara/ Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah jamaah haji melewati alat pendeteksi suhu tubuh setibanya di tanah air di Embarkasi Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengantisipasi penyakit bawaan jamaah haji.

Kepala Dinkes Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan, instansinya telah mewajibkan jamaah yang sakit paska kepulangan nanti untuk memeriksakan diri ke pusat kesehatan terdekat.

“Saat sampai di Indonesia kami akan mengecek suhu tubuh jamaah. Kalau panas akan diperiksa lebih lanjut, apakah terkena MERS atau meningitis,” katanya, Selasa (6/10).

Pemeriksaan akan dilakukan dua minggu setelah kepulangan para jamaah haji. Ia berharap jamaah memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri.

“Kami dari tenaga kesehatan mungkin akan berkeliling ke rumah-rumah untuk memeriksa kondisi jamaah haji,” tuturnya.

Menurut Linda, saat ini masing-masing jamaah haji sudah memiliki kartu kewaspadaan haji untuk pemeriksaan kesehatan. Kartu ini berfungsi untuk memeriksa jamaah yang terindikasi terkena MERS atau meningitis. Tanda-tanda penyakit tersebut adalah batuk, pilek, dan panas tinggi.

Jika ada jamaah positif terkena mers kurvi atau meningitis, maka Dinkes Sleman akan mengkarantina yang bersangkutan. Linda menyampaikan, tahun lalu ada satu kasus yang terindikasi mers kurvi. Namun hasilnya negatif setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Secara terpisah, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman Silvia Rosetti menyampaikan akan menerima kepulangan haji mulai Kamis sekitar pukul 04.00 WIB di Masjid Agung Sleman. Kloter lainnya akan tiba pada Jumat (9/10) lusa.

"Total haji Sleman 934 orang. Tapi, sudah berkurang tiga. Satu korban crane, satu korban Mina dan satu karena sakit," tutur Silvi.

Ia mengatakan, saat ini juga masih ada jamaah yang masih sakit dan perlu dirawat di Arab Saudi sebanyak tiga orang. Keluarga penjemput yang boleh masuk ke kawasan Masjid Agung hanya dibatasi dua orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement