Kamis 08 Oct 2015 16:15 WIB

Tim DVI Mabes Polri Kesulitan Hadapi Petugas Teknis di Makkah

Rep: Ratna Puspita/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas keamanan ikut mengevakuasi jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.
Foto: Reuters
Petugas keamanan ikut mengevakuasi jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mengalami kendala akses untuk mengidentifikasi jenazah korban Mina yang tersimpan di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim, Arab Saudi. Kendala tersebut yakni sulitnya akses dari petugas teknis di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim.

 

Kepala tim DVI di Arab Saudi Komisaris Besar dr Muhammad Mas’udi mengatakan, timnya mendapatkan akses luas dari Pemerintah Arab Saudi melalui kementerian kesehatan. Kendati demikian, timnya mengalami kendala ketika berhadapan dengan petugas teknis di Pemulasaran Jenazah Al Muaisim.

“Petugas teknis itu menyatakan bahwa proses identifikasi sudah dilakukan. Mereka sudah memiliki data,” kata dia, Kamis (8/10).

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat menyatakan tim DVI Mabes Polri sudah melakukan kunjungan ke Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim dua hari lalu. Tim sempat bertemu dengan salah satu pimpinan di Muaishim yaitu Mayjen Jaman Al Ghamdy.

Pada saat itu, Al Ghamdy menyampaikan bahwa otoritas di Al Muaisim telah melakukan tiga proses identifikasi. Yakni mulai dari pemotretan terhadap jenazah, proses identifikasi sidik jari, dan proses pengambilan dan dari jenazah-jenazah yang masuk ke Al Muasim.

“Saat itu, kami meminta dari hasil-hasil tersebut agar segera bisa diberikan kepada PPIH sehingga mendapatkan kejelasan terkait status jenazah-jenazah Indonesia yang ada di Al Muaisim,” kata Arsyad.

Mas’udi menyatakan tim DVI bersama tim identifikasi PPIH Arab Saudi akan terus berupaya agar ada percepatan identifikasi. “Ada data antemmortem, dan data sidik jari. Pagi ini, kami rencanakan untuk dorong ke pihak yang berwenang di sini untuk segera menyelesaikan identifikasi,” kata dia.

Hingga Kamis (8/10), delapan jamaah Indonesia masih dilaporkan belum kembali ke pemondokan atau kelompok terbangnya. Delapan jamaah itu terdiri dari tiga jamaah dari Kloter BTH 14 Embarkasi Batam dan lima jamaah dari Kloter JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement