REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Air zamzam adalah oleh-oleh Tanah Suci yang paling diburu para jamaah haji untuk kerabat di Tanah Air. Namun karena jumlah yang boleh dibawa sangat dibatasi sedangkan jamaah haji ngotot tetap membawa lebih dari yang diperbolehkan, maka ada banyak cara yang mereka tempuh.
Misalnya, ada koper jamaah berisi zamzam yang sengaja dikemas dalam pipa paralon serta diberi selotip PVC supaya tidak terdeteksi petugas. Ada juga paralon berdiameter 15 centimeter berisi air zamzam yang sudah dikemas dalam kantong plastik bening.
Kemudian, ditemukan pula sebuah koper yang tampak tidak mengembang. Tetapi saat ditimbang beratnya mencapai 29 kilogram. Ternyata, setelah dibuka isinya, hampir seluruhnya adalah air zamzam yang dikemas dalam jerigen. Jerigen itu kemudian dibungkus plastik merah.
Koper tersebut milik Suparlan, jamaah asal Bojonegoro, Jawa Timur. Begitu juga dengan koper milik Lestariningtiyas yang merupakan kerabat Suparlan. Air zamzam dikemas dalam bentuk yang sama.
Namun, semua cara itu tidak bisa mengelabui petugas pemeriksa barang bawaan jamaah haji. Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Madinah Maskat Ali Jasmun pun tak henti-hentinya mengingatkan kepada jamaah adanya larangan membawa zamzam.
Aturan tersebut dikeluarkan dengan alasan keberadaan air di dalam pesawat bisa berbahaya untuk penerbangan. Air yang merembes bisa mengakibatkan konsleting pada pesawat yang pada akhirnya bisa membahayakan keselamatan penumpang.
Saat petugas mengeluarkan air zamzam dari koper mereka, jamaah haji tampak kecewa. “Ini kan oleh-oleh yang diharapkan tetangga, sahabat, dan saudara di kampung,” ujar Suparlan sambil mengangkat lima jerigen air zamzam berukuran masing-masing lima liter ke dalam hotel. Tidak lama, Suparlan kembali dari kamarnya dan membawa sejumlah oleh-oleh haji lainnya dan memasukannya ke dalam koper untuk mengganti beban air zamzam yang tidak bisa dibawa.
Nasib sama dialami Tuti Alawiyah, jamaah haji asal Kebumen, Jawa Tengah. Semula, koper Tuti kelebihan berat. Hal itu membuat petugas harus membongkar koper Tuti yang akhirnya ditemukan zamzam yang sudah dikemas rapi dengan alumunium foil dan plastik.
Meenurut Tuti, dia sengaja membawa zamzam karena banyak kerabatnya yang meminta air zamzam asli dari Tanah Suci. Tuti mengaku sudah membeli air zamzam sebanyak 10 liter di Tanah Air. “Niatnya biar orang di rumah senang karena banyak yang pesan zamzam asli. Kalau zamzam yang di Indonesia kan kurang yakin lah,” katanya.
Tuti sebetulnya sudah tahu ada larangan membawa air zamzam, tetapi dia tetap berusaha membawa zamzam dalam koper guna bisa memenuhi pesanan kerabatnya di kampung halaman. “Ya, saya sudah ikhtiar tapi Allah belum mengizinkan. Memang dari dulu sudah dilarang, tapi tahun-tahun kemarin banyak juga yang lolos jadi kita ikhtiar saja. Ternyata gagal, ya tidak apa-apa,” ujar Tuti.