REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci
"Ibu, ibu, ibu. Duduk, ibu. Duduk."
"Ibu, jangan lari."
"Respect the place."
"Astagfirullahaladzim, Hajjah."
MAKKAH -- Ucapan itu terucap dari mulut askar perempuan berniqab (pakaian muslimah dengan cadar) di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, pada Ahad (10/11) pagi.
Matahari baru saja terbit mengubah langit yang gelap menjadi biru muda ketika pintu Raudhatul Jannah-atau kita mengenalnya sebagai Raudhah-dibuka untuk diziarahi oleh jamaah perempuan.
Raudhah terletak antara makam (dulu kamar) dan mimbar Nabi Muhammad SAW. Dahulu, Nabi Muhammad SAW sering duduk untuk membacakan wahyu dan mengajarkannya kepada sahabat di Raudhah.
Jamaah perempuan dapat berziarah ke Raudhah pada waktu-waktu tertentu yang sudah ditetapkan, yaitu waktu dhuha mulai pukul 08.00 hingga 11.00, setelah shalat Zhuhur hingga pukul 15.00, dan setelah shalat Isya. Awalnya, saya tidak berniat menuju Raudhah pada Ahad pagi itu.
Namun, wartawan Antara Risbiani Fardaniah meminta ditemani berziarah ke makam Rasulullah SAW. Saya sempat menolaknya, namun akhirnya menemani dia kembali masuk ke dalam Masjid Nabawi usai shalat Shubuh.
“Melayu, Indonesia, Ibu, sini. Duduk,” seorang askar perempuan berseru kepada setiap jamaah Indonesia yang masuk untuk berkumpul. Askar dapat mengenali asal jamaah melalui atribut yang dikenakan. Misalnya, jamaah Indonesia dikenali melalui mukena yang dikenakan.
Setelah menunggu selama dua jam, seorang askar berbahasa melayu duduk di depan antrean jamaah Indonesia dan Malaysia. “Assalammualaikum, ibu,” dia membuka percakapan. Selanjutnya, dia menjelaskan proses ibadah di Madinah bukan termasuk rangkaian ibadah haji.
Namun, Madinah merupakan kota suci kedua, kota tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan, dan kota yang menerima Nabi ketika berhijrah. Lalu, dia berpesan agar jamaah asal Indonesia menaati peraturan.
“Jamaah Indonesia yang datang sebelum berhaji sangat tertib. Tapi, jamaah Indonesia yang berada di sini setelah berhaji sulit diatur. Kalian sudah hajjah, jangan saling menyakiti, jangan melanggari peraturan, jangan berbohong,” kata dia.