Ahad 01 Nov 2015 15:33 WIB

Menyoal Ongkos Naik Haji

Rep: ahmad baraas/ Red: Damanhuri Zuhri
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah
Foto: bstatic.com
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelaksanaan ibadah haji 1436 H sudah berakhir, bahkan rombongan terakhir jamaah haji Indonesia sudah tiba di Tanah Air.

Dari tiga kali pengalaman berhaji, pada 1999, 2003 dan 2015, banyak kemajuan yang saya catat dalam pelayanan haji yang diberikan pemerintah.

Sebagai penyelenggara haji, layanan yang diberikan pemerintah itu mulai dari pembuatan paspor, layanan di embarkasi (keberangatan) dan debarkasi (kepulangan).

Saat di Saudi Arabia, pemilihan fasilitas akomodasi, transportasi lokal dari pemondokan ke Masjidil Haram, atau saat wukuf, serta pemberian makan siang saat di Makkah. Sedangkan di Madina, penyiapan pemondokan dan juga penyiapan tiga kali makan.

Semua yang didapat jamaah haji adalah dari apa yang mereka bayar, yang bila dihitung nominalnya saat pelunasan, nilainya berkisar antara Rp 36 juta hingga Rp 40 juta.

Variasi besaran Ongkos Naik Haji (ONH) itu, sangat tergantung daerah asal jamaah haji dan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat itu.

Tapi ONH bagi jamaah haji Indonesia dibandingkan dengan ONH sejumlah negara terhitung sangat murah, bahkan bila dibandingkan dengan ONH bagi orang-orang yang tinggal di Arab Saudi sendiri.

Menurut jamaah haji asal Banglades, Azizurrahman, dia membayar setara Rp 42 juta untuk ONH perjalanan haji selama 38 hari. Fasilitasnya pun tidak lebih baik dibanding yang diterima jamaah haji Indonesia. "Kami membayar sebesar itu," kata petani yang tinggal di kota Dakka itu.

Hal yang hampir sama dikemukakan Abdurrahim asal Malaysia. Jamaah haji asal negeri jiran itu membayar sekitar Rp 60 juta dengan jumlah hari tinggal yang hampir sama dengan jamaah haji Indonesia.

Apa yang dikatakan pegawai di kawasan Putra Jaya itu, dikuatkan jamaah haji asal Malaysia lainnya, M Noor, dia membayar ONH sebesar Rp 67 juta.

Warga Saudi Arabia, Abdullah Ahmad, mengatakan, kendati mereka tinggal di Saudi dan dekat dengan Makkah, orang Saudi tidak bisa sembarangan naik haji, yakni harus menunggu selama lima tahun.

Hal itu sebutnya, untuk membatasi agar orang Saudi yang berhaji juga sesuai dengan quota yang ada. "Tidak serta merta kami yang warga Saudi seenaknya berhaji, tapi ada aturannya juga," kata warga yang tinggal di kawasan Kandara, Jeddah itu.

Bahkan sebutnya, ONH dari Jeddah mencapai 10.000 real Saudi per orang untuk pelaksanaan selama enam hari musim haji, selama 8-13 Dzul Hijjah.

ONH sebesar itu untuk biaya pemondokan, selama di Mina dan Arafah, serta biaya konsumsi selama musim haji itu. "Uang sebesar itu juga kami gunakan untuk membayar izin berhaji melalui pengelola travel haji," katanya.

Bila dibandingkan dengan ONH di beberapa negara itu, maka ONH Indonesia terbilang murah. Kendati hal itu tidak harus dijadikan alasan oleh pemerintah menaikkan ONH atau mengurangi fasilitas yang sudah diberikan saat ini.

Para jamaah haji Indonesia membayar ONH dari setiap tahun juga berbeda-beda besaran dolarnya, karena ONH ditetapkan dengan dolar. Tapi perbedaannya juga tidak terlalu jauh dan angka 2.750 dolar seringkali menjadi patokannya. Tapi dari tiga kali pengalaman berhaji, penulis merasakan peningkatan mutu pelayanan yang diberikan.

Peningkatan pelayanan misalnya pada fasilitas pemondokan. Pada 1999, kamar tidur hanya berisi kasur busa tanpa dipan. Sedangkan pada 2003 sudah menggunakan kasur busa dengan rajang besi dan pada 2015 menggunakan spring bed.

Layanan makan siang di Makkah mauoun di Madinah juga lebih pasti menunya. "Dengan demikian kita sudah punya bayangan sebelumnya, akan fasilitas yang kita dapatkan," kata jamaah haji asal Denpasar, Azwar Rustam.

Menurut Azwar, kualitas pemondokan juga terus membaik. Tapi sebutnya, itu sejalan dengan meningkatnya pembangunan di Saudi Arabia, dimana bangunan hotel lama, dibongkar dan dibuatkan bangunan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement