REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) K.H. Hafidz Taftazani berharap melalui musyawarah yang digelar selama dua hari itu bisa meningkatkan kinerja asosiasi penyelenggara haji.
"Penyelenggaraan haji dan umrah, sejatinya bagian dari ibadah dan tidak melulu mengedepankan profit," kata dia, saat berbicara dalam Musyawarah Kerja Asphurindo, Selasa (24/11).
(Baca Juga: Masih Ada Umrah dengan Asosiasi Ilegal)
Jika penyelenggaraan haji dan umrah baik, ia menegaskan, akan mendapatkan uang yang baik pula. Namun ia pun mengingatkan seluruh asosiasi agar mengeluarkan 2 persen dari keuntungan dari usahanya untuk meningkatkan kualitas pendididkan, fakir miskin dan pembantu pembiayaan masjid.
Penyelenggaraan haji dan umrah, ia menambahkan, harus pula diselenggarakan secara profesional. Karena itu ia pun menyambut gembira adanya para pembimbing haji harus mendapatkan sertifikasi pembimbing ibadah haji.
Ia mengimbau pula seluruh asosiasi penyelenggara haji dan umrah dapat melakukan pertemuan secara periodik, berdiskusi dan menyikapi setiap permasalahan yang kerap timbul saat penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Semua itu dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan sebagaimana diharapkan semua pemangku kepentingan.