REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah umrah asal Indonesia acap kali mengalami masalah di tengah perjalanan, termasuk penelantaran. Hal itu sering kali terjadi lantaran jamaah memilih biro perjalanan umrah yang tidak resmi.
Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Rinto Rahardjo, menegaskan masalah yang menimpa jamaah umrah selama ini, terjadi kepada mereka memakai penyelenggara umrah tidak resmi. Menurutnya, penyelenggara umrah resmi tidak akan berani melakukan penelentaran kepada jamaah.
"Penelantaran dilakukan penyelenggara abal-abal, penyelenggara resmi tidak berani telantarkan jamaahnya," kata Rinto kepada Republika.co.id, Selasa (15/12).
Penyelenggara umrah resmi, Rinto mengatakan, memang mendapatkan undangan resmi yang setidaknya bisa membuat tenang jamaah. Mereka mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan yang dibayarkan. Ia menekankan anggapan masyarakat Indonesia sering kali salah saat terjadi masalah pada jamaah umrah, dan menganggap semua penyelenggara salah.
Dia mengatakan, tidak jarang penyelenggara-penyelenggara umrah tidak resmi mengandalkan sejumlah pemuka agama. Kehadiran pemuka agama ini sebagai daya tarik menggaet jamaah untuk menggunakan jasa mereka.
(Baca Juga: AMPHURI Dukung Rencana Penyejajaran Biaya Umrah).
Parahnya, Rinto menyebut, orang-orang yang mengaku pemuka agama itu sering kali ikut tergiur begitu saja, manakala ada tawaran untuk menjalankan umrah cuma-cuma. Rinto mengaku penyelenggara-penyelenggara umrah sering kali dirugikan, dengan trik-trik yang dilakukan penyelenggara tidak resmi, yang acap kali menimbulkan masalah kepada jamaah. Dia menambahkan kerugian itu bisa sangat terasa, saat kepercayaan masyarakat sering kali terkikis lantaran ulah masalah yang ditimbulkan penyelengara tidak resmi.