REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah umrah yang berangkat 23 Desember 2015 lalu mengeluhkan First Travel karena fasilitas yang tak sesuai janji dan promosinya. Keluhan mereka diantaranya hotel, fasilitas wisata, makanan dan layanan pemandu umrah.
M Anhar Ramli, koordinator jamaah umrah First Travel 23 Desember 2015 mengatakan First Travel telah melakukan kebohongan bahkan penipuan.
"Kami merupakan jamaah umrah reguler dengan biaya Rp 26,5 juta tetapi sampai di Arab Saudi hanya diberikan fasilitas setingkat umrah promo yang hanya membayar Rp 12,8 juta saja," ujar dia kepada Republika, Senin (14/3).
Penipuan yang dilakukan diantaranya mereka dijanjikan hotel bintang lima di Sofwa Royal Orchid, Zam Zam Tower. Tetapi sampai di sana mereka hanya mendapat hotel bintang tiga di Hotel Azka Jaud.
"Kami tertarik umrah karena bisa mendapatkan hotel bintang lima yang letaknya dekat dengan Masjidil Haram, tetapi sebaliknya hotelnya jauh dan makanan yang diberikan pun tidak standar, pernah kami diberikan mie dan telur rebus saja," ungkap Ramli geram.
Mereka juga tidak diberikan layanan angkutan barang, baik jamaah lansia dan wanita harus mengangkat koper ukuran besar sendirian. Tak hanya itu saat check in di Hotel Al Ansar Madinah sekitar 12 orang tidak mendapatkan kamar.
Mereka pun terpaksa menginap di sofa hotel termasuk lansia berkursi roda. Sebanyak 225 jamaah pun hanya disediakan dua pemandu umrah sehingga pelayanan pun kurang tertangani.
Terbatasnya petugas dari First Travel, mereka pun harus melakukan check in masing-masing juga dengan urusan bagasi. Ramli berharap First Travel meminta maaf kepada dua media nasional dan mengembalikan biaya umrah.
Karena fasilitas yang mereka dapatkan hanya selevel umrah promo sehingga biaya umrah mereka seharusnya disamakan dengan umrah promo.
Mediasi sudah sering dilakukan, terakhir mereka berkumpul di Hotel Alila untuk membahas masalah ini bersama Kementrian Agama tetapi tidak menemukan titik temu.