REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin telah menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi Bandar bin Muhammad Hajjar terkait kuota haji 2016. Setiap tahun memang biasanya penandatangan ini dilakukan oleh seluruh negara yang mengirimkan jamaah hajinya.
"Saat penandatanganan saya sampaikan beberapa usulan, usulan tidak semata-mata pelayanan jamaah haji Indonesia tetapi juga bagi kenyamanan bagi jamaah haji dunia," ujar dia di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/3).
Usulan kepada Kementrian Haji Arab Saudi khususnya saat jamaah haji berada di Arafah dan Mina. Lukman berharap tenda di Arafah harus lebih kuat dan tidak mudah roboh oleh terpaan angin.
Pembangkit listrik yang berada di Arafah pun sebisa mungkin dibuat permanen sehingga mampu mensuplai kebutuhan listrik. Karena sebanyak dua juta lebih jamaah akan berkumpul di Arafah untuk wukuf dan membutuhkan pasokan listrik yang sangat besar.
Sementara itu khusus Mina, pemerintah Arab Saudi memiliki aturan saat wukuf jamaah tidak bisa keluar dari Mina. Namuan wilayah Mina seluas 7,8 kilometer persegi hanya dapat didiami 4,8 kilometer persegi dan sangat sesak.
Sehingga pihaknya mengusulkan tenda-tenda di Mina menjadi bertingkat. Sehingga jamaah haji Indonesia tidak lagi ada yang ditempatkaan di luar Mina.
Selain karena jaraknya jauh, dalam ketentuan syari juga menimbulkan kontroversi jika berada di luar Mina. Lukman juga mengusulkan pos-pos kesehatan darurat dari tenda jamaah di Mina menuju Jamarat.