REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Sebanyak 139 dari 556 calon haji asal Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mengidap penyakit berisiko tinggi. Mereka dinilai memerlukan penanganan khusus selama menunaikan ibadah haji.
"Ini sesuai dengan hasil pemeriksaan tim medis di Dinas Kesehatan Bangkalan," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan A Walid Yusufi di Bangkalan, Sabtu (23/7).
Calon haji yang masuk kategori berisiko tinggi itu, rata-rata menderita penyakit jantung dan diabetes. "Umurnya rata-rata di atas 40 tahun," kata Yusufi.
Dinkes menyarankan agar calon haji asal Bangkalan yang berisiko tinggi itu nantinya mendapatkan pengawasan khusus dari ketua kelompok terbang (kloter) dan pendamping haji. Nantinya, kata Yusufi, calon haji yang berisiko tinggi tersebut akan diperiksa lagi oleh tim medis sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Kasi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemanag) Bangkalan, Abdul Hamid telah menerima data calon haji yang masuk kategori berisiko tinggi itu. Kemenag akan meminta para pembimbing untuk melakukan pengawasan khusus.
"Data-data calon haji yang berisiko tinggi itu juga akan kami sampaikan kepada panitia penyelenggara ibadah haji di Kanwil Kemenag Jatim, sehingga pemantauan oleh panitia bisa lebih maksimal," katanya.
Sesuai keputusan dari Embarkasi Surabaya, calon haji asal Kabupaten Bangkalan nantinya akan tergabung dalam kloter 5 dan 6. Mereka akan berangka menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci Makkah pada 10 Agustus 2016.
Jumlah calon haji asal Kabupaten Bangkalan tahun ini lebih banyak dari 2015. Sebab, saat itu calon haji hanya sebanyak 483 orang. Sementara pada 2014, calon haji sebanyak 583 orang.