Selasa 26 Jul 2016 11:10 WIB

Kemenag Terus Tingkatkan Pembinaan Ibadah Haji

Rep: rahmat fajar/ Red: Damanhuri Zuhri
Manasik Haji
Foto: Antara
Manasik Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Muhajirin Yanis mengatakan, tiga kekuatan yang dilakukan Ditjen PHU dalam meningkatkan pelayanan ibadah haji. Tiga kekuatan tersebut yaitu manajemen bertahap, berkelanjutan dan pengembangannya.

Tiga kekuatan tersebut kemudian dikelompokkan dengan pola Metode, Regulasi, Implementasi (MRI). Muhajirin menjelaskan, pola metode yang dimaksud yaitu dalam membimbing jamaah haji menggunakan user friedly (agar ramah dengan penggunanya atau jamaah haji).

Selain itu, kata Muhajirin, metode tersebut diharapkan mempermudah pembimbing dalam menjawab persoalan hukum terkait haji. Metode tersebut juga dikemas dalam bentuk peraturan dan hukum. "Ini untuk memberikan rasa nyaman," ujar Muhajirin, dalam siaran persnya yang diterima Republika, Selasa (26/7).

Selanjutnya, metode dan regulasi yang ada akan diupayakan untuk diimplementasikan. Muhajirin menyebut terdapat lima hal yang dilakukan Ditjen PHU guna merealisasikan tiga kekuatan pola tersebut.

Melakukan kajian tentang badal, dam dan isthitoah diantara dari lima hal tersebut. Praktisi haji, ulama dan ormas Islam dilibatkan dalam pengkajian.

Kemudian dilakukan pelaksanaan bimbingan manasik melekat. Menurut Muhajirin, bimbingan dilakukan sejak dini yaitu di Tanah Air, di Arab Saudi hingga kembali lagi ke Indonesia.

Muhajirin menuturkan, bimbingan manasik dilakukan delapan kali di Kantor Urusan Agama (KUA) dan dua kali di Kabupaten/Kota.

Berbeda dengan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan bimbingan manasik dilakukan enam kali di KUA dan dua di Kabupaten kota. "Distribusi buku manasik, sinergitas pelaksanaan bimbingan dengan kelompok bimbingan," katanya menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement