REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga dan memantapkan niat berhaji saat berada di Tanah Suci bukan perkara yang mudah. Sebab, sejumlah ikon Tanah Suci kerap menggoyahkan niat berhaji calon jamaah haji (calhaj).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan membagikan sejumlah tips agar para calon jamaah haji dapat menjaga, memantapkan, dan menanamkan niat berhaji saat berada di Tanah Suci. "Salah satu tantangan itu, adalah penyimpangan niat," kata Amirsyah Tambunan mengingatkan.
Pertama, ungkap Amirsyah, calhaj harus menanamkan, niat berhaji adalah untuk Allah SWT semata. Jangan sampai, ia mewanti-wanti, calon jamaah haji berhaji meminta atau berdoa kepada Kabah atau Makam Rasulullah SAW.
Kedua, Amirsyah melanjutkan, menghindari kultus. Ia berujar, banyak calon jamaah haji yang tidak menyadari ketika berada di Makkah, tepatnya di depan Kabah. Mereka, justru memuja suatu yang lain, bukan memuja Allah SWT. Pun, demikian saat berziarah ke makam Rasulullah SAW.
Ia menegaskan, makam Rasulullah SAW bukan tempat untuk meminta maupun memohon. Amirsyah mengingatkan, permohonan yang sesungguhnya hanya pada Allah SWT, bukan makam Rasulullah SAW. "Banyak, di Makkah seperti itu," ujar dia.
Amirsyah meyakini, apabila praktik tersebut terus dilakukan calon jamaah haji, maka dapat menimbulkan masalah, khususnya dalam beragama. Amirsyah mengingatkan, para calon jamaah haji harus mampu mewujudkan cita-cita Haji Mabrur saat berada di Tanah Suci.