REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Syamsul Ma'arif meminta Kementerian Agama (Kemenag) lebih serius melaksanakan bimbingan manasik haji. Syamsul menilai manasik haji jauh lebih penting daripada layanan yang bersifat fisik seperti katering dan transportasi.
Syamsul mendapatkan catatan kurang baik terkait pelaksanaan manasik. Seperti di DKI Jakarta yang dianggap mengecewakan. "Sepertinya ada pemadatan pelaksanaan. Ini indikasi kurang baik sudah kami ingatkan jauh hari pelaksanaan manasik sudah minimalis tidak ada lagi pemadatan," ujar Syamsul kepada republika, Selasa (26/7).
Padahal, ungkap Syamsul, materi terkait manasik haji harus dengan serius diperhatikan. Calon jamaah haji juga harus diberikan pemahaman tentang kondisi cuaca dan adat istiadat di Arab Saudi.
Kemenag juga diminta untuk memperhatikan latar belakang pendidikan calon jamaah haji. Mereka mayoritas luludan SD dan SMP. "Ini yang butuh keseriusan. Artinya tidak seperti mengajar di kampus," kata Syamsul menegaskan.
Ke depannya, kata Syamsul, Kemenag harus mengubah paradigma berpikir tentang indikasi keberhasilan pelaksanaan ibadah haji.
Kemenag harus menjadikan peningkatan kualitas ibadah sebagai indikasi keberhasilan. Selama ini, Syamsul melihat Kemenag hanya menjadikan pelayanan fisik sebagai indikasi keberhasilan.