Senin 08 Aug 2016 10:41 WIB

Calon Jamaah Haji Jawa Barat Dibekali Tikar Mendong

Rep: Fuji E Permana/ Red: Damanhuri Zuhri
 Perajin tikar medong memerlihatkan gulungan tikar mendong, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Senin (8/8). Sebanyak 29.888 tikar dipesan Pemprov Jabar dari untuk dibagikan kepada jamaah haji Jabar.
Foto: Fuji E Permana/Republika
Perajin tikar medong memerlihatkan gulungan tikar mendong, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Senin (8/8). Sebanyak 29.888 tikar dipesan Pemprov Jabar dari untuk dibagikan kepada jamaah haji Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tikar Mendong terbuat dari pohon mendong merupakan tikar khas buatan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Akan tetapi pengrajin mendong terus berkurang dari tahun ke tahun. Sehingga, tikar buatan tangan para pengrajin tersebut mulai tidak populer.

Tahun ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) berinisiatif membagi-bagikan tikar mendong kepada para calon jamaah haji asal Jawa Barat. Tikar tersebut sengaja dipesan dari Tasikmalaya untuk memberdayakan para pengrajin mendong.

Salah seorang pengusaha tikar mendong di Jalan Lawang Condong, Endang Kurnawan (50) mengatakan, dengan adanya pesanan tikar untuk para jamaah haji sangat membantu.

Dampak baiknya dirasakan pemilik perusahaan, pengrajin dan petani mendong. "Ini suatu pekerjaan yang dinanti-nanti para pengrajin mendong," ungkap Endang semringah kepada Republika.

Tikar mendong untuk para calon jamaah haji berukuran 1,8 meter x 1 meter. Ukurannya disesuaikan agar jamaah haji bisa membawanya dengan mudah. Jadi, ketika dilipat ukurannya menjadi cukup kecil dan mudah dibawa.

Para pengrajin tikar mendong kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Mereka mengisi waktu luang dengan membuat tikar mendong di tempat kerja khusus milik Endang. Menurut Endang, puluhan ribu tikar tersebut mulai dikerjakan para pengrajin sejak 4 Mei 2016 sampai 4 Agustus 2016.

"Pembuatan tikar tahun sekarang masih tetap seperti tahun lalu sekitar 30.000 tikar, pasnya sesuai jumlah jamaah haji dari Jawa Barat sekitar 29.888 tikar," jelas Endang menerangkan.

Biasanya harga mendong Rp 550 ribu perkuintal, saat ini harganya sedang mahal. Dikatakan Endang, saat sedang mahal harganya bisa sampai Rp 1 juta perkuintal.

Menurutnya, kalau digunakan untuk produksi tikar biasa tidak memungkinkan dengan harga mendong semahal itu dari petani. Tapi, dengan memproduksi puluhan ribu tikar untuk jamaah haji, Endang mengaku, masih bisa mengolah mendong untuk mendapatkan untung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement