REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu meminta jamaah calon haji tidak membawa tempoyak, makanan khas daerah dengan bahan dasar durian difermentasi karena berbau menyengat.
"Kasihan penumpang lainnya, jika ada bau menyengat," kata Pejabat pengganti sementara Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Bengkulu, Bustasar di Bengkulu, Rabu (10/8).
"Kadang ada calon haji yang sengaja membawanya karena makanan ini mengingatkan mereka dengan kampung halaman," kata dia. Selain itu, calhaj juga dilarang membawa benda tajam serta peralatan yang bukan merupakan kebutuhan utama sebagai jamaah calon haji.
"Ada yang membawa kompor dan pisau, ini tidak boleh, kapasitas dan berat barang bawaan jemaah dibatasi sesuai ketentuan," katanya.
Koper calon jamaah, kata dia, sampai di Embarkasi Haji Antara Bengkulu pada Selasa 9/8, selanjutnya akan dilakukan pemindaian menggunakan teknologi sinar-X untuk memeriksa barang bawaan.
"Seluruh pemeriksaan dilakukan di sini karena sesampainya di Embarkasi Padang Sumatera Barat langsung ganti pesawat, bergabung dengan kloter Padang dan langsung diterbangkan ke Tanah Suci," kata dia lagi.
Kelompok terbang pertama Bengkulu masuk ke Asrama Haji Bengkulu pada pukul 07.00 WIB 11 Agustus 2016. Kloter pertama Bengkulu itu akan bergabung dengan kloter tiga Sumatera Barat. "Pukul 01.00, 01,20 dan 02.00 WIB tanggal 12 Agustus diberangkatkan ke Padang Sumatera Barat, pindah pesawat dengan pesawat berbadan besar dan langsung berangkat," ujarnya.