Rabu 10 Aug 2016 12:26 WIB

22 Ribu Jamaah Haji Asal Jabar Risiko Tinggi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Achmad Syalaby
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) I siap terbang ke Tanah Suci dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/9). Kesehatan sekitar 70 persen jamaah Indonesia dinyatakan masuk ketagori risiko tinggi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) I siap terbang ke Tanah Suci dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/9). Kesehatan sekitar 70 persen jamaah Indonesia dinyatakan masuk ketagori risiko tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sekitar 22 ribu jemaah haji asal Jawa Barat masuk pada kategori risiko tinggi (risti) sehingga memerlukan pengawasan kesehatan yang cukup intensif. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Bekasi, Ananto Prasetya Hadi, pemberangkatan para jamaah haji asal Jawa Barat segera dimulai. Jamaah haji bahkan sudah ada yang masuk untuk pemberangkatan pertama.

Ananto mengatakan, di embarkasi Jakarta Bekasi, kloter pertama yang masuk berasal dari Kabupaten Garut. Jumlah jamaahnya, sekitar 450 jemah haji. Semua jamaah haji yang akan diberangkatkan tersebut, sebelumnya telah mendapat pelayanan kesehatan dari kabupaten/kota asal pemberangkatan. "Namun mereka pun dicek kembali kesehatanya di embarkasi Bekasi," ujar Ananto kepada wartawan belum lama ini.

Pada dasarnya, kata dia, dari sisi kesehatan, pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya di embarkasi. Namun, dari hasil identifikasi kesehatan jamaah haji yang telah dilakukan ada sekitar 22.000 jemaah haji yang tergolong pada resiko tinggi kesehatannya. Karena, kata  dari 30 ribu jemaah haji setelah dicek yang benar-benar sehat ada enam ribu orang."Yang tergolong beresiko tinggi itu 22 ribu orang. Misalnya, ada yang mengidap penyakit hypertensi, kencing manis dan lainya," katanya.

Ananto mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya, dengan memberikan gelang penanda resiko tinggi, seperti gelang berwarna hijau, kuning dan merah."Bahkan nanti pun ada penyuluhan juga dari petugas kesehatan, termasuk ada pengawasan dari petugas yang mendampinginya," katanya.

Jamaah haji yang tergolong pada risiko tinggi tersebut, kata dia, memang perlu mendapat perhatian lebih. Apalagi, melihat kondisi cuaca di arab saudi yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Pihaknya pun, telah memberikan penyuluhan dan pembinaan, termasuk menghimbau agar para jemaah haji untuk selalu membawa cairan penyemprot.

"Untuk musim panas ini, kami berikan penyuluhan terutama di Arafah agar  menyemprotkan air kebagian tubuh yang panas, diimbau juga untuk menjaga kesehatan," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement