REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi kesehatan 22 ribu calon jamaah haji asal Jawa Barat termasuk pada kategori risiko tinggi (risti). Sehingga, para calhaj memerlukan pengawasan kesehatan yang cukup intensif sebelum berangkat, selama berada di Tanah Suci, hingga kepulangan ke Tanah Air.
Kepala Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Bekasi Ananto Prasetya Hadi mengatakan, semua calhaj asal Jawa Barat yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci mendapat pelayanan kesehatan dari kabupaten/kota asal pemberangkatan. “Namun, mereka pun dicek kembali kesehatannya di Embarkasi Bekasi,” ujar Ananto.
Pada dasarnya, kata dia, dari sisi kesehatan pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya di embarkasi. Berdasarkan hasil identifikasi kesehatan yang telah dilakukan, ada sekitar 22 ribu calhaj yang tergolong risti.
Menurut Ananto, dari sekitar 30 ribu calhaj asal Jawa Barat, yang benar-benar sehat ada 6.000 orang. “Yang tergolong berisiko tinggi itu, misalnya, ada yang mengidap penyakit hipertensi, kencing manis, dan lainnya,” ungkapnya.
Ananto menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya dengan memberikan gelang penanda risiko tinggi, seperti gelang berwarna hijau, kuning, dan merah. “Bahkan, nanti pun ada penyuluhan juga dari petugas kesehatan, termasuk ada pengawasan dari petugas yang mendampinginya,” ujarnya.
Calon jamaah haji yang tergolong risti tersebut, ungkap Ananto, perlu mendapat perhatian lebih. Apalagi, melihat kondisi cuaca di Arab Saudi yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.
Pihaknya mengimbau para jamaah haji untuk selalu membawa cairan penyemprot. Pihaknya juga mengimbau para calhaj untuk mewaspadai virus MERS selama berada dan beribadah di Tanah Suci.