REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembimbing jamaah haji khusus Maktour, Ustaz Teuku Otman Trumay mengungkapkan, begitu menginjakkan kaki di Tanah Suci, para calon jamaah haji ingin segera memaksimalkan ibadah hingga akhir prosesi musim haji.
Sayangnya, ungkap pembimbing haji kelahiran Aceh ini, seringkali menjadi catatan jamaah adalah semangat tersebut memunculkan keegoisan diri dalam beribadah. ''Keegoisan dalam beribadah ini memunculkan nafsu yang besar beribadah sedangkan tenaga kurang,'' ungkap Ustaz Teuku kepada Republika.co.id, Kamis (11/8).
Ustaz Teuku mencontohkan, jamaah haji yang baru sampai di Madinah, terlalu memporsir tenaga beribadah. Terkadang bolak balik Raudhah di Masjid Nabawi, setelah itu shalat dan itikaf di masjid sampai lupa makan. Cara beribadah seperti ini, menurut Ustaz Teuku, tidak dibenarkan.
"Semangat menggebu-gebu ibadah di awal saja, namun akhirnya kehilangan tenaga saat ibadah inti, badan sudah kelelahan. Nafsu besar tenaga kurang dalam beribadah inilah perlu dihindari," kata dia menjelaskan.
Ia mengatakan Allah SWT sebenarnya tidak senang dengan cara beribadah seperti ini. Selama ibadah haji, jamaah tetap harus ingat utamakan mengejar ibadah yang wajib dibandingkan yang sunnah, yang berujung menimbulkan kemudharatan.
Menurut Ustaz Teuku, ibadahnya boleh seperti biasa, tapi nilainya yang menjadi luar biasa. ''Karena jamaah haji berada di tempat yang mustajabah. Shalat di Masjidil Haram misalnya, nilai pahalanya 100 ribu pahala dibanding di masjid yang lain. Begitu pula di Masjid Nabawi nilainya 1000 kali lipat di masjid lain,'' ungkap Ustaz Teuku menjelaskan.
Dia menambahkan, ibadah seperti biasa ternyata memiliki nilai pahala yang luar biasa. ''Allah SWT paling senang umatnya beribadah tidak egois, dia pikirkan juga kesehatan dan kemampuan tubuhnya. Ibadah semampunya, dan yang tidak kalah penting menjaga silaturahim dengan sesama rombongan haji,'' ungkap Ustaz Teuku mengingatkan.
Di tengah membludaknya jamaah haji dari seluruh dunia, sambung Ustaz Teuku, ikatan antara sesama jamaah dalam satu rombongan sangat penting. Ini memberi pesan ibadah di Tanah Suci bukan hanya Habluminnallah, hubungan kepada Allah saja. Tetapi juga menjaga hubungan sesama manusia, habluminannas.
"Semua aktivitas yang baik di Tanah Suci bisa menjadi ibadah, tergantung masing-masing mengaturnya. Atur waktu dan istirahat, agar pola ibadah menjadi lebih menyenangkan," ujar Ustaz Teuku menjelaskan.