REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Lautan jamaah yang berlalu lalang di halaman luar Masjidil Haram, Makkah, Jumat (12/8) tidak menghalangi sejumlah orang menggelar acara makan bersama. Sambil duduk lesehan di halaman Masjidil Haram, mereka asyik makan-makan meski ratusan kaki berlalu lalang melewati mereka.
Itu termasuk pula petugas Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah yang memilih lesehan di pelataran Masjidil Haram. Modalnya cukup nasi ayam dengan harga sekitar 10-15 riyal per porsi. Minumnya sudah tentu gratis karena ada air zamzam yang tersedia di sejumlah sudut Masjidil Haram. Kami hanya perlu mencari tempat teduh yang tidak terkena sorotan sinar matahari.
Tidak perlu menggelar tikar, cukup duduk di lantai halaman Masjidil Haram. Dengan hanya bermodalkan itu, jadilah acara makan-makan di tengah lautan jamaah yang berlalu lalang. Ada jamaah yang tersenyum karena merasa lucu melihat pemandangan tersebut. Ada juga yang kecut karena jalannya terhalang.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2016 Sektor Khusus Masjidil Haram menyiapkan lima posko untuk melayani jamaah haji Indonesia. Dengan kelima posko tersebut, jamaah haji Indonesia diharapkan bisa terbantu apabila mengalami masalah seperti tersasar di Masjidil Haram.
‘’Sektor khusus di sekitar Masjidil Haram ini bekerja 24 jam. Tugasnya memantau pergerakan jamaah,’’ ungkap Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram, Ali Nurokhim, kepada tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah di Makkah, Arab Saudi, Jumat (12/8).
Wilayah kerja Daker Makkah mencakup sembilan sektor pemondokan dan satu sektor khusus Masjidil Haram. Sektor khusus Masjidil Haram ini bertugas memberikan perlindungan jamaah haji Indonesia yang sedang berada di Masjidil Haram.
Ali mengungkapkan Sektor khusus Masjidil Haram menyiapkan lima posko untuk memberikan pelayanan perlindungan bagi jamaah Indonesia. Pertama, posko I atau posko Marwah yang bertugas memantau pergerakan jamaah yang datang dari dan pulang ke terminal Syib Amir dan Bab Ali. Posko Marwah ini berada dekat pintuk keluar Marwah yang menjadi titik akhir jamaah usai melakukan sai.
Kedua yakni posko Hajar Aswad yang lokasinya berada di sekitar rukun (sudut) Hajar Aswad. Mereka bertugas memantau jamaah yang sedang melakukan tawaf. Salah satu yakni mengarahkan jamaah ke lokasi sai setelah jamaah selesai melaksanakan tawaf.
Posko ketiga berada di sekitar Tower Zamzam. Petugas di posko ini bertugas memantau pergerakan jamaah yang masuk dari Jiya dan Misfalah. Posko keempat bernama posko King Abdullah yang berada di sekitar Hotel Darut Tauhid dan bertugas memantau jamaah dari arah Jarwal.
Posko terakhir atau posko kelima adalah markas Sektor Khusus yang berada di Villa-Hilton, Tower 6, Villa 640. ‘’Posko ini berfungsi untuk menampung sementara jamaah yang kurang sehat,’’ ungkap Ali seraya mengatakan setelah kondisinya sehat, jamaah tersebut diantar pulang ke pemondokan.
Ali mengatakan Sektor Khusus terdiri atas 21 petugas. Sebanyak 15 orang berasal dari unsur TNI/Polri, tiga orang berasal dari mahasiswa dan tiga lainnya merupakan tenaga musim (temus). ‘’Karena kita bekerja 24 jam, maka akan dibagi dua shift yang masing-masing shift bekerja selama 12 jam,’’ katanya.
Tiap shift terdiri atas dua petugas dan bisa berganti posko. Petugas dikhawatirkan menjadi bosan jikan ditempatkan di posko yang sama. ‘’Petugas, misalnya, tidak akan terus-terusan tugas di posko Hajar Aswad. Mereka akan dipindah ke posko lain. Ini supaya tidak membosankan,’’ katanya menerangkan.