REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah akan melakukan badal haji bagi seluruh jamaah haji yang meninggal dunia sejak di embarkasi, dalam perjalanan dan di Arab Saudi hingga sebelum pelaksanaan wukuf atau hadir di Arafah.
"Keluarga yang di Indonesia tak perlu ragu dan bimbang insya Allah dibadalkan oleh pemerintah semua," kata Kasi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Mekkah Tawwabuddin di Mekkah, Senin siang waktu Arab Saudi, merujuk jamaah haji Indonesia yang meninggal sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah.
Tawwabuddin mengungkapkan hal itu setelah ditetapkan dalam keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/456/2015 tentang pelaksanaan safari wukuf dan badal haji. Badal haji adalah pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan seseorang atas nama orang lain yang sudah meninggal dunia.
Badal haji juga bisa dilakukan bagi jamaah haji yang sudah udzur jasmani dan rohani (tidak dapat diharapkan kesembuhannya menurut medis, sakit tergantung alat dan gangguan jiwa) sehingga tidak dapat melaksanakan wukuf di Arafah. Oleh karena itu pemerintah akan melakukan pemutakhiran data sehari menjelang wukuf dan menetapkan mekanisme perekrutan petugas badal haji.
Sementara itu Kordinator konsultan bimbingan ibadah Prof Aswadi mengatakan informasi badal haji akan disampaikan pada kelompok terbang dan keluarga.
Rekruitmen petugas badal haji biasanya dilakukan beberapa hari sebelumnya. Proses badal haji akan didokumentasikan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada keluarga jamaah, termasuk sertifikat badal haji.
Sementara itu safari wukuf adalah kegiatan memperjalankan jamaah haji sakit, yang tidak mampu melakukan wukuf sendiri baik dalam kondisi duduk atau berbaring di kendaraan yang melintasi Padang Arafah ketika waktu wukuf.
Hingga 15 Agustus pukul o8.00 waktu Arab Saudi sudah tiga jamaah haji Indonesia yang meninggal di Madinah. Mereka adalah Senen bin Dono Medjo (79) asal Ponorogo, Jawa Timur yang meninggal pada 12 Aguatus, Siti Nurhayati binti Muhammad Said (68) asal Aceh Tenggara yang meninggal dunia pada 13 Agustus dan Martina binti Sabri Hasan (47) asal Batam yang meninggal pada 14 Agustus.